KASUS dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh guru honorer Supriyani masih terus bertahap proses sidangnya sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
------------
ANEH? Murid berinisial D yang sudah membuat pengakuan bahwa luka lebam yang ada di sekitar area tubuhnya bukan disebabkan oleh aniaya yang dilakukan Supriyani. Anak dari Aipda Wibowo Hasyim (WH) itu mengatakan bahwa sebenarnya luka itu dia dapatkan pada saat terjatuh di sawah.
Adalah wali kelas 1A, di SDN 4 BAito Lilis yang menyampaikan informasi itu pasca diperiksa di Propam Polda Sulawesi Tenggara.
Lilis mengatakan penyidik melemparkan 16 pertanyaan terkait dengan waktu kejadian saat D diduga kena pukulan Supriyani.
Akan tetapi diyakini Lilis bahwa Supriyani sama sekali tidak melakukan tindakan kekerasan itu kepada anak murid karena Supriyani hanya mengajar kelasnya dari pagi sampai akhir jam pulang sekolah.
"Sampai anak-anak pulang jam 10 tidak ada kejadian itu, Ibu Supriyani juga mengajar di Kelas 1B," terang Lilis.
BACA JUGA:Kasus Guru Supriyani Ahli Sebut Luka di Murid SD itu Bukan Bekas Pukulan Sapu Ijuk
Lebih lanjut Lilis mengungkapkan bahwa ia baru mendapatkan informasi tentang pemukulan yang dialami oleh anak bernama D dua hari pasca kejadian.
Ia menerima telepon dari orang tua D yang memberitahunya bahwa anak mereka dipukuli oleh ibu Supriyani.
Lilis kemudian menanyakan kepada anak tersebut kapan kejadian itu terjadi dan Pak Bowo, ayah D, menjawab bahwa saat itu anaknya sedang mengenakan baju batik.
"Saya kemudian menjelaskan bahwa pada hari Rabu dan Kamis, anak-anak biasanya mengenakan baju batik. Kemudian saya bertanya kepada anak tersebut apa yang menyebabkan lukanya, dan ia mengaku bahwa dia jatuh di sawah," ujar Lilis.
"Saya juga menanyakan tentang HP-nya, dan dikatakan bahwa HP-nya telah disita oleh Aipda WH (Pak Bowo) ketika anak tersebut mengakui kejadian tersebut," lanjutnya.
Masih tidak diketahui mengapa Aipda WH secara tiba-tiba malah menyita HP ketika anak tersebut mengungkapkan kejadian yang sebenarnya.
Mungkin ia merasa kesal karena pengakuan anak tersebut tidak sesuai dengan tuduhan yang ditujukan kepada guru honorer Supriyani.