Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

--

Oleh Sofhie

Guru SMA Negeri 1 Sungailiat

“Mengajar dengan cara yang sama seperti mengharapkan bunga bermekaran di waktu yang sama.” Padahal setiap bunga tumbuh dan berkembang sesuai dengan musimnya sendiri. 

Sama halnya dalam proses pembelajaran, guru yang baik akan selalu punya cara dalam menumbuhkan kemampuan siswa dengan caranya sendiri yang berbeda antara satu dan lainnya. Sehingga pada waktunya mereka akan bermekaran dengan indah seiring musimnya sendiri. Ini menjelaskan bahwa setiap siswa berkembang dengan kecepatan dan cara yang berbeda.

Salah satu aspek penting dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berdiferensiasi. Seorang guru pastinya menyadari adanya perbedaan individual siswa.  Oleh karena itu, guru akan memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. 

Guru sebagai seseorang yang mengendalikan pembelajaran di dalam kelas mempunyai pengetahuan dasar bahwa setiap anak atau siswa tentunya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan itu bisa saja dalam hal penerimaan materi, kemampuan dalam mengeksekusi tugas, atau minat yang dimiliki oleh siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan belajar yang berbeda-beda. Karena perbedaan kebutuhan dan kemampuan itu, guru seharusnya mengupayakan skenario terbaik dalam menyampaikan materi di dalam kelas. 

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa diberikan pilihan-pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian. Tujuan utama dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka dan merasa termotivasi dalam proses belajar.

Ada tiga jenis dalam pembelajaran berdiferensiasi tersebut. Pertama adalah diferensiasi proses. Diferensiasi proses adalah pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran dengan cara yang paling efektif bagi mereka.  Dalam diferensiasi proses, guru akan memperhatikan dan menyesuaikan gaya mengajarnya dengan kemampuan, minat, dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda. 

Ada siswa dengan gaya belajar visual yang berfokus pada penglihatan. Siswa tipe ini akan menyukai pembelajaran yang ditampilkan lewat video, catatan dengan banyak warna, atau membuat mind mapping untuk mempermudah belajar. Gaya belajar siswa lainnya adalah auditori (mendengar) dan kinestetik (belajar dengan banyak melibatkan gerakan).

Sebagai contoh diferensiasi proses ini dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah diskusi dalam memahami sebuah puisi.  Kelompok siswa kinestetik dapat diminta membuat drama singkat yang mengekspresikan makna puisi.  Siswa dengan gaya belajar visual bisa menggambarkan ilustrasi puisi, dan siswa dengan gaya auditori mampu mendiskusikan makna puisi secara berkelompok.

Diferensiasi kedua adalah diferensiasi produk. Diferensiasi produk adalah strategi yang digunakan guru untuk memberikan pilihan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas atau projek. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan karakteristik belajar siswa yang beragam. 

Antara satu siswa dengan siswa lainnya memiliki caranya sendiri dalam menyelesaikan tugas atau projek. Untuk sebuah materi ajar bisa saja diselesaikan dengan berbagai cara dalam pemenuhan nilai. Misalnya ada yang membuat tugas dalam bentuk video, vlog, puisi, cerpen, dan sebagainya.

Sebagai contoh diferensiasi produk dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah materi teks narasi. Guru dapat meminta siswa memilih produk berbasis gaya belajar masing-masing.  Produk bisa berupa sebuah cerita pendek bagi siswa yang suka menulis. Siswa dengan gaya visual bisa membuat komik berdasarkan cerita yang mereka buat. Sedangkan pilihan untuk siswa audiotori bisa membuat rekaman atau video vlog yang menceritakan narasi mereka sendiri secara lisan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan