Mengelola Emosi Melalui Komunikasi
--
Oleh Denisya Maulida Syahira
Siswa SMAN 1 Sungailiat
Bagaimana jika seseorang selalu menyalurkan amarahnya dengan diam? Setiap orang punya banyak perbedaan dalam hal mengekspresikan amarah, salah satunya dengan diam.
Terkadang cara ini dilakukan ketika seseorang tidak ingin terlibat perdebatan. Akan tetapi ini juga dilakukan oleh seseorang yang merasa dirinya tidak pandai dalam berkomunikasi.
Bagi sebagian orang yang menganggap bahwa dirinya tidak pandai dalam berkomunikasi akan menganggap bahwa diam merupakan sebuah solusi untuk menyalurkan emosi yang seharusnya dapat dibicarakan dan menemukan jalan keluar dari suatu permasalahan.
Namun, tak sedikit dari mereka menganggap bahwa marah, sedih merupakan tindakan yang salah dan takut orang lain akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap dirinya. Namun, tak seharusnya juga perlakuan diam seperti ini baik untuk dilakukan.
Secara definisi, emosi bukan berarti hanya perasaan amarah terhadap sesuatu ketika kita merasa tidak suka dan menganggu. Definisi Emosi yang tepat telah dijabarkan oleh Prezz (1999) yang merupakan seorang EQ, di bagian organizational consultant dan pengajar di Potchefstroom University, Afrika Selatan.
Ia mengungkapkan secara tegas bahwa emosi merupakan reaksi terhadap situasi tertentu oleh tubuh. Sebenarnya, secara keseluruhan emosi digolongkan menjadi dua bagian, emosi positif dan emosi negatif.
Emosi positif adalah emosi yang membawa perasaan bahagia, senang, gembira dan cinta. Berbanding terbalik dengan emosi negatif yang meliputi perasaan marah, takut, sedih, cemas dan jijik. Tidak jarang, emosi negatif yang ada di diri seseorang menjadi faktor utama hambatan dalam perubahan diri.
Sedangkan dalam dunia psikologi metode diam yang dilakukan oleh seseorang dalam menunjukkan emosi disebut “silent treatment”.
Silent treatment bukan lagi menjadi hal yang jarang terdengar terlebih di kalangan anak muda. Karena, istilah ini mulai ramai di perbincangkan di media sosial saat banyak orang merasakan hal yang sama, yaitu sulit mengekspresikan emosinya.
Menurut psychology today perlakuan diam ini bisa dialami pada keluarga, teman, sahabat bahkan di dalam sebuah hubungan. Dalam sebuah hubungan ketika seseorang melakukan silent treatment, artinya menjadi pertanda bahwa mereka sedang marah, kesal, frustasi ketika berada di hubungan tersebut.
Ketika mendengar kata silent treatment, mungkin pikiran sebagian orang akan langsung tertuju pada eanita. Namun, tidak sedikit pula pihak yang menyatakan bahwa pelaku dari tindakan ini tidak selaluwaanita.
Seperti yang dinyatakan pada cuitan salah satu pengguna laman “Quora” yang berisi “yang melakukan silent treatment ini memang pasti wanitakah? saya mau berbagi sedikit ya.
Berdasarkan pengalaman hidup saya terlunta-lunta di dunia fana ini, silent treatment enggak melulu dilakukan oleh kaum hawa. Kaum Adam-pun bisa melakukan hal serupa — setidaknya itu yang saya alami selama hidup, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Pernyataan dari salah satu pengguna Quora tersebut menjadi bukti bahwa dalam hubungan juga tidak selalu wanita yang dapat melakukan silent treatment.
Karena ini juga merupakan salah satu respons alami di diri seseorang dalam menghadapi sesuatu.
Banyak faktor yang mendasari mengapa seseorang terus melakukan tindakan silent treatment ini. Salah satunya adalah didikan orang tua kepada anaknya sedari kecil.
Seorang anak yang di didik dan dibiasakan tidak boleh menangis tentang sesuatu atau di didik untuk tidak terlalu menggunakan perasaan dan menghindari ekspresi yang berlebihan. Pada akhirnya di masa perkembangan, anak akan berpikir bahwa perasaan merupakan suatu hal negatif yang harus dihindari. Akhirnya tumbuh menjadi seseorang yang cenderung memiliki sifat negatif terhadap emosi dan tidak mengetahui emosi apa yang sebenarnya sedang ia rasakan.
Faktor lain yang mendasari Ketika seseorang sudah lelah untuk selalu menjelaskan apa yang ia rasakan, hingga pada akhirnya memilih untuk diam karena tidak adanya perubahan yang ditunjukkan oleh lawan bicara. Namun, seringkali orang beranggapan bahwa mereka yang melakukan Tindakan ini merupakan orang yang egois.
Sangat mudah untuk mengetahui karakteristik orang yang memiliki sifat ini. Ini bukanlah sifat asli seseorang, namun salah satu sifat yang dapat diubah jika adanya kemauan dari diri sendiri untuk mengubahnya.
Beberapa ciri ciri yang dapat kita lihat yang menjadi tanda bahwa seseorang sedang melakukan silent treatment:
1. Diam total, seseorang akan secara tiba tiba mendiamkan lawan bicaranya, Ketika ada sesuatu yang tidak disetujuinya atau menggangu pikirannya tanpa menjelaskan ke lawan bicaranya. Bahkan Ketika ini dilakukan, mereka bahkan akan menghindari kontak mata dan membuat lawan bicaranya menebak nebak apa yang telah salah dilakukan sebelumnya.
2. Menghindari komunikasi, dalam suatu hubungan ketika salah satunya melakukan silent treatment maka ia tidak akan membalas pesan yang masuk, telepon, sampai memblokir bahkan menghindari percakapan dari pasangannya, ini akan menjadi hal yang cukup serius terlebih jika pasangannya yang mendapat perlakuan tersebut melakukan tindakan yang sama.
3. Manipulasi emosional, ini dapat saja dilakukan yang menyebabkan lawan bicaranya merasa bersalah atas tindakan diam yang ditunjukkan pelaku. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan dari lawan bicaranya sehingga terus merasa bersalah oleh hal yang tidak dijelaskan yang menjadi penyebab mengapa pelaku diam.
Ketika kita tidak dapat mengontrol emosi kepada orang lain, secara tidak langsung memang kita hanya memikirkan diri sendiri. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.
Dalam menunjukkan emosi yang dimiliki haruslah dengan kepala dingin. Bukan berarti diam secara terus menerus maupun menunjukkan emosi secara berlebihan.
Dalam pertemanan maupun sebuah hubungan , Ketika seseorang memberi perlakuan diam tanpa memberi kejelasan atas apa yang telah terjadi membuat orang lain selalu merasa bahwa mereka selalu salah dalam melakukan sesuatu.
Ini akan membuat lawan bicara merasa tidak dihargai, jika terus menerus dilakukan in ikan membuat lawan bicara menjadi pribadi yang mudah menyalahkan diri sendiri.
Silent treatment juga memiliki dampak kepada pelaku antara lain, menjadi seseorang yang selalu ingin dimengerti, dan merasa bahwa semua orang harus mengerti apa yang dirasakannya. Ini membuat pelaku tidak akan pernah bisa mengekspresikan apa yang sedang dirasakan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari perlakuan diam terhadap seseorang, agar akan menjauhkan dampak dari tindakan ini yang tidak diinginkan. Salah satunya mencoba berpikir dari sudut pandang yang berbeda.
Atau dengan kata lain memikirkan dampak yang dirasakan orang lain terhadap perilaku kita terhadapnya. Bisa juga dilakukan dengan mencoba berusaha keluar dari zona nyaman, mencoba perlahan lahan untuk bisa mengatakan apa yang dirasakan daripada berperang dengan pikiran sendiri akan tetapi juga membuat orang lain merasaakan ketidaknyamanan.
Ketika seseorang dapat dengan bijak mengontrol emosi yang dimiliki, maka ini akan menjadi hal yang lebih baik dan meningkatkan percaya diri seseorang terhadap apa yang dilakukannya, ini menjadi suatu hal yang dapat memunculkan emosi emosi positif yang akan membawa perubahan yang lebih baik terhadap diri seseorang.**