30 Penulis Meriahkan Dongeng Berbahasa Melayu
--
PANGKALPINANG- Sebanyak 30 orang mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan Lokakarya Penulisan Dongeng Berbahasa Melayu Bangka Belitung yang digelar oleh Kampung Dongeng Bangka Belitung di gedung Pelayanan Perpustakaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pengurus Kampung Dongeng, Desri atau yang bisa disapa Bundes, mengatakab pembiayaan kegiatan ini diperoleh dari bantuan pemerintah untuk komunitas penggerak literasi yang merupakan program dari Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa tahun 2024.
Acara ini dibuka oleh Bapak Abu Hafaz, mewakili Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini menyampaikan bahwa dirinya siap bersinergi dengan komunitas-komunitas literasi yang ingin menyelenggarakan kegiatan di gedung Perpustakaan Provinsi, guna mengingatkan pentingnya melestarikan bahasa daerah agar tidak punah.
Peserta kegiatan ini merupakan dari masyarakat secara umum, beberapa orang peserta terdata masih duduk di SMP kelas 7 dan 8 dan peserta lainnya berasal sari beragam profesi. "Semua memiliki tujuan untuk ikut serta berpartisipasi menghasilkan dongeng berbahasa nelayu Bangka Belitung," kata Desri dalam rilis yang diterima di Pangkalpinang, Sabtu.
Dalam sesi presentasi naskah, peserta terlihat antusias mengikuti arahan dan masukan dari narasumber dan peserta yang lain. Ide-ide yang dikembangkan menjadi cerita yang menarik dan ditulis dengan dialek yang dikuasai oleh penulis itu sendiri.
Peserta juga melakukan revisi secara mandiri setelah kegiatan ini berakhir. Seluruh hasil tulisan yang diserahkan oleh peserta akan dicetak menjadi buku dummy sebagai bentuk hasil dari kegiatan lokakarya. "Kami berharap dengan kegiatan dan kehadiran buku ini bisa menambah kecintaan terhadap dongeng berbahasa Ibu. Buku ini juga kami harapkan bisa menjadi rujukan jika ada yang membutuhkan cerita berbahasa Melayu Bangka Belitung dengan dialeknya yang ragam dan kaya," kata Bundes.
Seluruh hasil tulisan yang diserahkan oleh peserta akan dicetak menjadi buku dummy sebagai bentuk hasil dari kegiatan lokakarya, dan semoga dengan kegiatan dan kehadiran buku ini bisa menambah kecintaan terhadap dongeng berbahasa ibu. "Buku ini juga kami harapkan bisa menjadi rujukan jika ada yang membutuhkan cerita berbahasa Melayu Bangka Belitung dengan dialeknya yang ragam dan kaya," tutup Bundes. (ant)