Aksi Kemanusiaan PMI Babel dalam Mitigasi Krisis Iklim, Nyawa Pasien DB Banyak Terselamatkan
Aksi Donor Darah PMI di Sungailiat, Minggu 1 September 2024-Tri Harmoko-
Kalau melihat spesifik dampak krisis iklim bagi kesehatan secara global salah satunya terjadi peningkatan wabah penyakit demam berdarah (DB). Dalam lima tahun terakhir, kasus DB per tahun di Indonesia berada pada rentang 100 ribu kejadian, ini dari laporan data Kementerian Kesehatan RI.
Dalam Buku “Data dan Informasi Dampak Perubahan Iklim Sektor Kesehatan Berbasis Bukti di Indonesia” (Kementerian Kesehatan RI, 2021) menegaskan, perubahan iklim membuat kesehatan umat manusia kian rentan. Beberapa penyakit yang berpotensi meningkat adalah penyakit bervektor seperti DB, malaria, chikungunya, dan virus nile west. Pasien tersebut tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak.
Kita fokus pada DB yang hampir setiap hari di Babel kita mendengar ada pasien dirawat karena menderita DB. Data Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Dinkes Babel) tahun 2022 DB mencapai 990 orang, dengan 11 orang pasien meninggal dunia.
Sementara itu pada tahun 2023, ada 1.253 kasus DB yang tersebar di Belitung 626, Bangka Barat 295, Kota Pangkalpinang 95, Bangka 77 kasus, Bangka Tengah 66, Bangka Selatan 53, dan Belitung Timur 41 kasus. Sebanyak 19 dari 1.253 pasien DB di Babel meninggal dunia pada tahun 2023.
Di tahun 2024 baru tiga bulan saja dari Januari hingga Maret 2024 Dinkes Babel mencatat ada sekitar 819 kasus DB yang mana sebanyak 11 orang pasien DB meninggal dunia.
Jumlah penderita DBD tahun 2024 di Babel tidak menutup kemungkinan akan lebih besar pada tahun 2024 ini dibanding tahun sebelumnya.
Kejadian DB tersebut secara tidak langsung terhubung akibat dampak krisis iklim yang terjadi di Babel. Apalagi baru-baru ini perkara korupsi timah yang naik ke persidangan menyebutkan adanya dampak kerusakan ekologis Babel dari pertambangan yang kalau diuangkan nilai kerugiannya mencapai Rp271triliun.
Kerusakan ekologis Babel itu disebutkan hutan lindung yang dibabat, lubang galian timah yang menganga dan gersang. Hal ini sebenarnya sangat memperparah krisis iklim di Babel hingga menyentuh kesehatan yang buruk. Selanjutnya berimbas pada maraknya penyakit DB dampak ekologis Babel yang rusak itu.