Nelayan Tembelok Tepis Isu Tambang Beroperasi Malam Hari

--

MENTOK – Sejumlah Nelayan Tembelok Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat mengaku resah terus disorot media terkait adanya aktifitas ponton tambang timah ilegal yang beroperasi malam hari. 

Untuk mengecek kebenaran terkait informasi ada yang beroperasi malam hari, awak media mendatangi pantai Tembelok sekitar jam 12 malam. Suasana sunyi terlihat di pantai maupun di laut, hanya terdengar suara mesin kapal pompong yang lalu lalang di tengah laut. Selain suara kapal pompong yang menggunakan mesin mobil juga kelihatan lampu nelayan mancing dan barisan lampu kapal tangker yang lego jangkar.

BACA JUGA:Tak Terima Disebut Maling RK Todong Pisau ke Tetangga

BACA JUGA:Rusak Kebun Sawit GSBL, 5 Penambang Timah Ditangkap Polres Bangka Barat

Di pinggir pantai, awak media bertemu tiga orang nelayan yang berjaga. Kebetulan ketiganya memang memiliki pondok di pinggir pantai. Mereka mengaku dari dulu memang tidur di pantai bukan pada saat heboh Tembelok saja. Lokasi tambang sendiri tidak begitu jauh dari pinggir pantai paling berjarak 500 meter sehingga mustahil tidak mendengar suara mesin dan lampu.

Selain bertemu nelayan, awak media juga bertemu dengan tiga anggota Polairud yang berpatroli dari laut. Setelah dari laut, anggota duduk santai bersama nelayan sambil bersenda gurau. Menurut mereka hal seperti ini rutin dilakukan agar tidak ada aktifitas ponton yang beroperasi.

Ketua Nelayan Fadli mengatakan untuk menjaga laut agar tidak ada aktifitas ponton tambang timah ilegal pihak terus memantau siang malam 24 jam. Penjagaan itu memang tidak membuat pos karena nelayan ada yang tidur di pondok pinggir pantai.

”Kalau ada berita media atau kabar burung itu informasi bohong karena kami 24 jam terus menjaga laut, kami heran dengan berita bohong yang beredar,”ungkap nelayan yang akrab disapa Ali ini kepada awak media Rabu (13/12/2023) sekitar pukul 01.00 WIB dinihari.

Ali menambahkan selain pihaknya yang menjaga laut, anggota Polairud Polres Bangka Barat juga rutin patroli dari laut maupun dari darat siang malam juga. Pihaknya selalu kordinasi dengan Polairud kalau ada hal yang mencurigakan atau ada pergerakan ponton yang menuju ke Tembelok. Kalau memang ada yang melihat ponton bekerja lebih baik langsung lapor Polairud biar cepat ditindak jangan hanya buat status di WA atau media sosial.

Hal itu ditambahkan Ali membuat nelayan Tembelok resah karena informasi bohong. Kalau benar ada yang bekerja cepat lapor Polairud biar saat itu juga bisa ditindak. Karena kalau bekerja tidak mungkin ponton bisa lari dengan cepat sedangkan kantor Polairud hanya membutuhkan waktu 10 menit ke lokasi.

”Kalau sudah kita lapor Polairud tapi tidak ada respon baru kita viralkan, karena selama ini kita terus melapor kalau ada hal mencurigakan dan hitungan menit langsung direspon Polairud,” ungkapnya.

Kapolres Bangka Barat melalui Kasat Polairud Iptu Yudi Lasmono membenarkan kalau pihaknya rutin melakukan patroli baik di laut Tembelok maupun bertemu nelayan. Dirinya siap menindaklanjuti semua laporan baik dari nelayan maupun masyarakat.

BACA JUGA:RSUD Basel Siapkan Layanan Bagi Caleg Depresi

Hal itu dia buktikan dengan menangkap berapa ponton yang nekat beroperasi.”Yang kita tangkap itu hasil laporan masyarakat jadi peran serta nelayan dan masyarakat sangat kita perlukan,”terangnya.

Tag
Share