CERPEN RUSMIN SOPIAN: Hari Ini, Ada Berita OTT di Surat Kabar

ilustrasi-koranbabelpos.id-

"Saya juga melakukan check dan re check. Beragam narasumber yang berkompeten saya hubungi. Bahkan Pak Besar pun saya wawancarai. Kan itu yang selalu bapak ajarkan dan tekankan kepada kami sebagai jurnalis," jelas Remi.

 

"Tulisanmu benar dan akurat. Dan setiap berita ada konsekwensinya. Bagi koran kita ini, yang hidupnya senin kamis, upaya untuk mendapatkan suntikan dana dari Pak Besar sudah tertutup. Jadi kita harus siap menerima konsekuensinya," ujar Pak Liluk.

 

"Kita kan sudah terbiasa dengan style seperti ini Pak. Jadi kenapa kita harus mengorbankan idealisme kita hanya untuk sesuatu yang belum tentu bermanfaat bagi kehidupan orang ramai," kata Remi. 

 

Keduanya terdiam. Tak ada suara sama sekali.  Ruangan pun mendadak sunyi. Cecak pun enggan bergerak.

 

Sudah dua minggu. Remi tak menampakkan batang hidungnya di kantor. Kabarnya pun tak ada. Ponsel pun sulit dihubungi. Bahkan pesan lewat WA tak dijawab. 

 

Sejuta tanya menggantung dalam hati rekan sekantornya. Segudang pertanyaan pun terlintas dalam pikiran sahabat-sahabatnya. Bahkan terlintas  pikiran nakal, jangan-jangan Remi diculik kelompok Pak Besar. 

 

Maklum kelompok PakBesar dikenal sebagai pengusaha yang tak mengenal etika haram dan halal dalam berbisnis. 

 

Prinsip kerja yang teranut pun sangat tegas dan jelas. Hantam dulu. Urusan belakangan. Kan segala sesuatunya bisa diatur dan diatur. Yang penting pelicinnya besar dan menggoda para pembuat keputusan dan pemegang kekuasaan untuk berpihak dan mengabdi kepada mereka.

Tag
Share