CERPEN RUSMIN SOPIAN: Lelaki di Balik Kesedihan Rimba

ilustrasi-koranbabelpos.id-

Bangunan yang ada di kampung luluh lantak. Tercerai berai.  Dalam rentang waktu seketika, semuanya tinggal puing-puing. Hanya puing-puing.  

Tak ada yang tersisa. Termasuk rumah besar milik Pak Bos. Roboh diterjang air yang datang tanpa kendali. Tak ada yang terselamatkan. Tak ada sama sekali. Semuanya hanya tinggal puing-puing. Yang terdengar hanya suara kesedihan. Suara rintihan dari jiwa.

Pak Bos masih berdiam diri dalam barak pengungsian. Berdiam diri.  Tak ada suara. Tak ada rintihan. Tak ada desis. Seiring dengan terhentinya detak jantungnya. 

BACA JUGA:CERPEN RUSMIN SOPIAN: Smash untuk Merah Putih

Dalam seketika gema religius Innalilahi wa Innailaihi rojiun pun berkumandang dari para penghuni barak pengungsian. Malam makin melarut. Cahaya rembulan makin menjauh. Seiring datangnya cahaya matahari yang mulai memanjat langit biru. 

 

Aek Aceng, 2024

Tag
Share