Dinkes Anggarkan Rp 702 Juta untuk Beli Obat-obatan

--

PANGKALPINANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangka Belitung (Babel) menganggarkan pembelian obat-obatan di tahun 2024, yang nilainya mencapai Rp 702 juta.

Plt Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Babel, Ratu Zainab membenarkan alokasi anggaran tersebut yang akan dibelanjakan tahun ini, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD 2024. "Jadi ini bukan sepenuhnya dari APBD, tapi ada DAK," jelasnya kepada sejumlah wartawan, Selasa (7/5).

Pihaknya menyebutkan, DAK yang diberikan pemerintah pusat untuk pembelian obat-obatan ini terbilang cukup besar yakni Rp500 juta, dan sisanya dibantu APBD Pemprov Babel sekitar kurang lebih Rp200 juta. "Kalau untuk peruntukannya sudah jelas sesuai perencanaan, ada yang akan kita distribusikan ke dinkes kabupaten/kota dan ada obat sebagai buffer stock (stok pengaman), yaitu penyanggah jika sewaktu-waktu dibutuhkan," ungkapnya, didampingi staf kasi, Zul.

Untuk obat-obatan yang dibeli dari anggaran Dinkes, diterangkan dia, sudah berdasarkan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) hasil rapat evaluasi yang dilakukan pihaknya dinas se-kabupaten/kota. Ia menambahkan, untuk DAK ada tiga program prioritas pembelian obat-obatan yakni gizi, kesehatan ibu dan kesehatan anak. Sementara dari APBD, pembelian obat diperuntukan bagi fasilitas kesehatan (faskes) pelayanan dasar, namun lebih buffer stock.

"Jadi ini dibutuhkan ketika di kabupaten/kota kehabisan atau stoknya menipis. Kita penyanggahnya, buffer ini sifatnya memback up, di samping (dinkes) kabupaten/kota punya anggaran sendiri untuk itu. Ada juga untuk antisipasi jika terjadi kejadian luar biasa yang berhubungan dengan kesehatan, apa itu suatu penyakit atau juga karena bencana," jelasnya.

Di samping pembelian dari pengadaan tersebut, lanjut Ratu, Dinkes Babel juga menerima bantuan obat-obatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seperti obat HIV, hepatitis dan malaria. "Nah itu umumnya dari pusat," ungkapnya. Lebih lanjut, menurut Ratu, anggaran pembelian obat-obatan ini menurun dari tahun sebelumnya. Dimana di 2023, alokasi belanja obat-obatan mencapai Rp1,8 miliar. "Tetap DAK nya yang besar, sekitar Rp1,3 miliar," tuturnya.

Pihaknya juga tak menampik jika ada obat-obatan yang tidak layak lagi atau kadaluarsa. Namun seoptimal mungkin pihakya berupaya agar kebutuhan obat-obatan tersebut seusuai perencanaan sehingga menghindari obat-obatan yang terbuang lantaran kadaluarsa.(jua)

Tag
Share