Tragis! Nasib 4 WNA di Palestina, Tewas Dibom Israel

WNA yang Tewas Dibom.-dok-

Pasalnya Amerika Serikat banyak mengirimkan senjata dan bom untuk digunakan Israel menghabisi rakyat Palestina.

BACA JUGA:UNRWA Tidak Bisa Kirim Bantuan Aman ke Gaza

Diketahui, Amerika Serikat belakangan ikut terlibat menerjunkan bantuan ke Palestina layaknya Yordania.

Kelaparan melanda pengungsi Palestina di bagian utara negara itu terjadi dengan sangat parah.

Ironisnya pengungsi yang menyongsong bantuan dari udara itu malah dibom dan ditembaki oleh pasukan Israel. Ratusan korban jiwadan luka terus bertambah.

Mata dunia mengawasi aksi kejam Israel, kejahatan petang sedang terjadi ditengah sidang Mahkamah Internasional yang sedang berlangsung.

Bahkan negara-negara yang mendukung Palestina mulai melihat upaya untuk menghapus hak veto Amerika di Dewan Keamanan PBB.

Beberapa kali perwakilan Amerika di PBB mengangkat tangan tanda tidak setuju terjadi gencatan senjata di Palestina.

Profesor Jeffry Sachs dari Columbia University mengatakan, Israel memang sengaja membuat rakyat Palestina kelaparan.

“Saya berbicara secara harfiah bahwa Israel membuat rakyat Palestina kelaparan, Israel adalah kriminal, penjahat perang yang tak akan berhenti melakukan aksinya,” jelas Jeffry. 

Apa yang terjadi di Palestina, lanjut Prof Jeffry Sachs adalah dalam status genosida dan dilakukan dengan tanpa rasa malu, tanpa penyesalan dan tanpa kebenaran atas alasannya.

Apa yang dilakukan Israel telah membahayakan keamanan fundamental Israel sendiri, dan mendorong masyarakat dunia untk percaya bahwa negara Israel adalah tidak sah.

“Kekejaman ini akan berhenti ketika Amerika Serikat menghentikan memasok senjatanya”, tegasnya.

Menurut Jeffry Sachs hanya ada satu jalan menghentikan perang. Berhenti memberikan pasokan amunisi ke Israel.

“Genosida ini tak akan berhenti hanya dengan kontrol diri pemimpin Israel. Mereka adalah geng pembunuh, mereka fanatilk dengan visi Mesianis untuk mengendalikan semua tanah Palestina,” paparnya.***

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan