Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Jomblo dan Tahun Baru

Ahmadi Sopyan-screnshot-

Oleh: AHMADI SOFYAN

Penulis Buku / Pemerhati Sosial Budaya

TAHUN hendak berganti lagi. Jangan asyik bakar jagung, tapi segera lamar calonmu biar gak ditelikung. Yang seru itu bukan nunggu detik-detik tahun baru, tapi detik-detik nunggu penghulu.Bukan tiup terompet, tapi di pelaminan duduk berdempet. 

------------------

SEPERTI tak terasa saja, pergantian tahun baru seperti begitu cepat. Yang pasti setiap pergantian tahun, ada rasa bahwa dunia semakin tua, kita pun sama, yakni sama-sama semakin tua. Perayaan tahun baru umumnya dirayakan oleh kaum jomblo. Kaum jomblo yang saya maksud disini bukan kaum tanpa pasangan ya, tapi kaum yang belum menikah bukan kaum yang belum punya pacar lho ya?.

Dari mulai kaum Jones (Jomblo Ngenes), Jokut (Jomblo Akut) sampai dengan Jomat (Jomblo Terhormat). Walaupun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dipastikan tidak akan ditemukan kata “Jomblo” didalamnya. Tapi masyarakat media sosial sepakat mengartikan kalimat “Jomblo” adalah orang yang tidak memiliki pasangan hidup. 

Fenomena “Jomblo” sebetulnya berkembang sejak tren media sosial yang semakin digandruingi oleh masyarakat, terutama kaum milenial. Hampir setiap saya mengisi kegiatan di kalangan anak muda, jika persoalan yang di diskusikan saya kaitkan dengan persoalan kaum Jomblo, umumnya diskusi sontak menjadi ramai. Topik persoalan Jomblo memang memiliki keunikan tersendiri di kalangan anak-anak muda. Mereka yang sangat kreatif seringkali menciptakan sesuatu yang dijadikan lelucon dengan berbagai sudut pandang yang kadang kala jauh diluar dugaan. 

Keberadaan media sosial membuat semua orang bisa saling menyapa, berbagi cerita dan aktivitas tanpa batas. Kecanggihan teknologi membuat kaum remaja kian kreatif dan memiliki tempat untuk mengolah kreativitas, seperti Facebook, Twitter, Instagram serta line sekalipun. Segala hal dapat diakses dan disebarkan melalui media tersebut. Mulai dari politik, sosial, agama, berita, sampai dengan entertainment. Termasuk didalamnya adalah fenomena jombli yang kian menjadi pembicaran unik dan banyak membuat orang kreatif karena keberadaan “golongan” ini.

Apa yang menyebabkan maraknya fenomena kaum Jomblo ini? ada berbagai macam faktor seperti trauma dengan pengalaman masa silam, belum menemukan pasangan yang sesuai kriteria dan selera sampai dengan karena komitmen serta kokohnya pendirian tidak ingin berpacaran, tapi ta’arufan dan langsung lamaran. Alasan terakhir ini yang paling indah dan masuk akal untuk mereka yang saat ini sedang Jomblo. 

Status Jomblo sebetulnya bukanlah hal yang buruk, justru jika diarahkan pada hal yang positif ini menjadi sesuatu yang bagus untuk perkembangan. Hal ini banyak golongan jomblo yang sukses membuktikan  dengan status jomblo, justru merasa percaya diri. Sebagian dari mereka malah merasa bebas karena tidak terikat dengan kekasih. Mereka justru dengan bebasnya mengembangkan hobinya masing-masing dan bersosialisasi dengan siapa saja.

Selain dijadikan meme, tema jomblo ini juga menarik dijadikan bahan untuk cerpen, novel, komik, bahkan materi stand up comedy. Banyak pula karya-karya anak muda Indonesia yang mengangkat ke-jombloannya menjadi hal bermanfaat yang bisa diperhitungkan. Contohnya Raditya Dika, komedian sekaligus novelis inspiratif dengan novel-novelnya yang diangkat dari pengalaman pribadinya yang menggelikan. Secara tidak langsung, tren ini memberikan energi positif bagi kawula muda. Hal ini membuktikan bahwa energi positif kini tidak hanya didapat dari motivasi sang kekasih, tanpa kekasih pun pemuda Indonesia masih bisa mendapatkannya.

***

TAHUN 2025 tinggal beberapa hari lagi akan meninggakan kita. Sedangkan tahun 2026 akan segera kita tapaki, tentunya bagi kaum Jomblo yang sudah berumur hampir 30 tahun atau bahkan 40 tahun, pergantian tahun terasa begitu cepat. Pertanyaan-pertanyaan “Kapan nikah?” atau “Sudah nikah belum?” adalah pertanyaan yang sangat-sangat tak diharapkan bagi mereka yang menyandang umur diatas 30 tahun. bahkan ada banyolan yang bikin gregetan dan ngeselin: “Kalau umur dibawah 30 tahun, jodoh masih ditangan Tuhan, tapi kalau sudah diatas 30 tahun, Tuhan lepas tangan”.

Nah, buat kaum Jomblo, pergantian tahun ini harus dikomitkan dalam hati bahwa tahun ini adalah tahun terbaik untuk mendapatkan dan mensahkan pasangan. Sering saya ungkapkan kepada kawan-kawan: “Segeralah menikah, biar hidup jadi semenggah (teratur)”. Tahun baru harus dilakukan “tafakkur isti’daad” (refleksi untuk persiapan diri) dalam menempuh tahun 2026. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan