Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Ketika Kulit Sapi Jadi Peluang

Ketika Kulit Sapi Jadi Peluang.-Agus Putra-

Perjalanan Kerupuk Kulit Sapi WanMiQ Bersama PT Timah

PANGKALPINANG - Keinginan sederhana untuk menikmati kerupuk kulit sapi justru menjadi awal perjalanan usaha Novika, Mitra Binaan CSR PT TIMAH Tbk pada 2018, perempuan asal Tasikmalaya itu kesulitan menemukan kerupuk kulit sapi di Bangka.

Dari kebutuhan pribadi itulah muncul ide membuka usaha kerupuk kulit sapi yang kini dikenal dengan nama WanMiQ. “Saya datang ke Bangka tahun 2009. Suatu hari ingin makan kerupuk kulit sapi, tapi ternyata di sini belum banyak yang menjual. Dari situlah saya terpikir untuk membuat sendiri,” kenang Novika.

Bukan hanya karena sulitnya menemukan kerupuk kulit, Novika juga terdorong untuk menambah penghasilan keluarga. Kondisi ekonomi yang belum stabil menjadikannya ingin menghadirkan sumber pendapatan baru. “Sebagai perempuan, saya ingin ikut menopang ekonomi keluarga. Saya tipe orang yang tidak bisa diam, kalau tidak ada aktivitas malah bingung. Jadi saya mulai usaha kerupuk kulit sapi dan memberi nama WanMiQ, gabungan dari nama dua anak saya, Zahwan dan Miqbar,” tuturnya.

Melihat peluang usaha yang cukup menjanjikan, pada tahun 2019 ia memberanikan diri mengajukan pinjaman modal melalui Program Mitra Binaan PT TIMAH Tbk. “Prosesnya mudah dan cepat. Saya sangat terbantu karena modal awal ini digunakan untuk membeli bahan utama, yakni kulit sapi,” jelasnya.

Meski memiliki usaha, Novika tetap menjalankan profesinya sebagai guru SD di Bangka Tengah. Dengan aktivitas mengajar dari pagi hingga sore, ia mengajak adiknya untuk membantu proses produksi, terutama bagian penggorengan dan pemasaran. Sementara untuk pengemasan, ia dibantu satu karyawan. “Saya di sekolah dari jam tujuh sampai jam tiga sore. Jadi saya bekerja sama dengan adik untuk mengurus produksi dan pemasaran, sedangkan bagian packing dibantu karyawan,” katanya.

Melalui manajemen waktu yang cepat, Novika memanfaatkan waktu selepas mengajar dan akhir pekan untuk mencakup ketersediaan bahan baku, pengecekan produksi, serta perkembangan pemasaran. “Setelah pulang mengajar, saya bisa fokus menyatukan usaha. Buat saya, usaha ini seperti penyeimbangan antara dunia mengajar dan dunia bisnis,” ungkapnya.

Untuk menjaga kualitas, Novika menggunakan kulit sapi asli tanpa campuran. Proses pembuatannya pun berlangsung secara alami. Kulit sapi dicuci, dibersihkan, direbus hingga mudah dibuang bulunya, lalu dipotong dan dijemur hingga kering sebelum digoreng dengan teknik dua kompor agar hasilnya mengembang sempurna. “Hasilnya kerupuknya kopong, renyah, gurihnya natural dari garam dan penyedap. Ada aroma khas kulit sapi, tapi tidak amis,” jelasnya.

Sebagai Mitra Binaan PT TIMAH Tbk, Novika mendapat banyak kesempatan memperkenalkan produknya melalui berbagai pameran UMKM. Hal ini membantu kerupuk WanMiQ makin dikenal masyarakat dan kini sudah tersedia di pasar, toko oleh-oleh, hingga toko buah. “PT TIMAH Tbk menjadi jembatan promosi bagi saya. Beberapa kali diajak ikut pameran UMKM, akhirnya produk saya dikenal luas,” ujarnya.

Selain modal usaha dan kesempatan pameran, Novika juga memperoleh pelatihan dan pemasaran produk. Baginya, dukungan ini sangat berarti untuk memperluas jangkauan bisnis. “Terima kasih PT TIMAH Tbk yang selalu membantu UMKM. Semoga dukungannya di depan semakin banyak, karena saya ingin usaha ini berkembang lebih besar dan punya cabang,” harapnya. Ke depan, Novika berencana menambah varian rasa kerupuk yang saat ini hanya tersedia original dan pedas serta membuka cabang di Pulau Belitung.(pas)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan