Babel Diincar Cuaca Ekstrim
Ilustrasi-screnshot-
DALAM 3 hari terakhir, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hujan lebat–sangat lebat (50–150 mm/hari) di berbagai wilayah.
---------------------
MULAI dari Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Majalengka (128,3 mm), Cirebon (123,5 mm), Tangerang Selatan, Balikpapan, Nabire, hingga Yogyakarta.
Hujan ekstrem ini terjadi akibat kombinasi faktor global, regional, dan lokal yang memperkuat dinamika atmosfer Indonesia.
BMKG menegaskan potensi cuaca ekstrem masih tinggi dalam sepekan ke depan. Sejumlah fenomena atmosfer diprediksi tetap aktif, termasuk sirkulasi siklonik, Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuator, serta Gelombang Kelvin yang memicu pertumbuhan awan konvektif masif.
Sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia barat Sumatera, selatan Jawa–Bali, hingga Papua Selatan. Pola ini menciptakan konvergensi atau perlambatan angin yang mendukung terbentuknya awan hujan tebal.
Selain itu, MJO yang aktif di Jawa, Bali, NTB–NTT, serta sebagian Sumatra, ditambah gelombang Kelvin dan Rossby, memberikan suplai kelembapan besar ke wilayah Indonesia. Labilitas atmosfer yang kuat membuat awan hujan tumbuh lebih cepat dan intens.
Di sisi lain, dorongan udara kering dari utara dan selatan juga ikut memperparah ketidakstabilan cuaca, memicu potensi hujan deras, angin kencang, hingga kilat/petir dalam beberapa hari ke depan.
BMKG menyebut indikator Dipole Mode Index (DMI) sebesar –1.57 dan Southern Oscillation Index (SOI) +13.1 menunjukkan masuknya massa udara basah dari Samudra Hindia dan Pasifik. Hal ini meningkatkan suplai uap air yang memicu pembentukan awan hujan di banyak wilayah.
Gabungan fenomena atmosfer ini diperkirakan aktif di:
* Sumatra, Jawa, Bali, NTB, NTT
* Kalimantan, Sulawesi, Maluku
* Wilayah perairan sekitar Samudra Hindia dan Laut Jawa
Kondisi tersebut memperluas cakupan daerah dengan potensi hujan sedang hingga sangat lebat.