Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Kementan: Harga Lada Putih Babel Naik

Kementan: Harga Lada Putih Babel Naik.-screenshot-

PANGKALPINANG - Kementerian Pertanian Republik Indonesia menyebutkan Harga biji lada putih asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung naik menjadi Rp160.000 per kilogram dibandingkan sebelumnya Rp107.000 per kilogram, karena produksi lada petani menurun.

"Harga lada putih Bangka Belitung mengalami kenaikan yang cukup luar biasa, karena permintaan pasar tinggi," kata Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Kementan, Kuntoro Boga Andri saat menghadiri FGD lada putih di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan harga lada putih asal Kepulauan Bangka Belitung atau lebih dikenal di pasar dunia "Muntok White Pepper" lebih tinggi dibandingkan lada dari daerah lainnya, karena sudah memiliki brand atau nama di pasar dunia.

Selain itu, lada putih Kepulauan Bangka Belitung ini juga telah mengantongi Indikasi Geografis (IG) dan memiliki cita rasa khusus dengan tingkat kepedasan yang lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. "Kami terus memonitor harga komoditas lada putih ini dan harga lada putih ini naiknya luar biasa," katanya.

Ia menyatakan IG ini menjadikan lada putih dari Kepulauan Babel memiliki harga khusus komoditas khas daerah ini. "Wajar harga lada putih Babel ini lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya hanya kisaran Rp120.000 per kilogram, karena memiliki harga khusus dan nama di pasar global," katanya.

Ia menyayangkan kenaikan harga lada putih ini tidak diiringi dengan produksi lada petani yang semakin berkurang. "Kami terus mendorong agar petani Kembali mengembangkan dan memperluas lahan perkebunan ladanya, karena komoditas ini sangat menjanjikan seiring tingginya permintaan pasar," katanya.

Dirinyan juga mengatakan potensi ekspor lada putih dan hitam ke Jepang sangat tinggi, karena seluruh makanan masyarakat di negara tersebut berbasis lada. "Konsumen lada di Jepang luar biasa karena semua makanannya berbasis lada, garam dan pala," katanya.

Ia mengatakan, potensi ekspor lada putih dan hitam di Jepang sangat tinggi, sehingga dapat meningkatkan ekspor komoditas lada putih dari Kepulauan Bangka Belitung dan lada hitam Lampung. "Permintaan pasar dunia terhadap lada ini tinggi, namun yang menjadi masalah sekarang ini produksi lada di Indonesia mengalami penurunan karena semakin berkurangnya luas perkebunan komoditas ini," katanya.

Ia menyatakan, produksi lada di Indonesia pada 2025 sebanyak 63.461 ton, 2024 sebanyak 62.625 ton, 2023 sebanyak 64.279 ton, 2022 sebanyak 75.205 ton, 2021 sebanyak 79.548 ton, 2020 sebanyak 82.379 ton dan 2019 sebanyak 83.915 ton. "Ini menjadi fokus kita untuk mengembalikan kejayaan lada ini, karena produsen lada bukan hanya Indonesia tetapi juga negara lainnya seperti Vietnam, India dan Pakistan," katanya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel Erwin Krisnawinata mengatakan, lada putih yang dihasilkan dari Bangka Belitung memiliki cita rasa khas dengan tingkat kepedasan yang tinggi. “Ironisnya berdasarkan data beberapa tahun terakhir menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan yaitu pada saat harga di pasar dunia membaik dan permintaan tetap kuat, para petani justru meninggalkan kebun lada,” ujarnya. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan