Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Di Balik Kemenangan Paslon Udin-Dessy, Sebuah Konsistensi Berbuah Manis

Syahril Sahidir-screnshot-

Oleh: Syahril Sahidir

 

CEO Babel Pos Grup

 

KEMENANGAN Prof. H. Saparudin, Ph.D., dalam Pilkada Pangkalpinang adalah sebuah kisah konsistensi yang akhirnya berbuah manis. 

---------------

SEMUA tahu, Prof Udin --demikian sapaan akrabnya--, sudah dua kali gagal di Pilwako Pangkalpinang.  Sampai sempat terkirakan, bahwa sudah nasib ilmuan Kelahiran Kampung Melintang Pangkalpinang itu itu tak 'direstui' jadi Kepala Daerah.  Cukup jadi ilmuan saja.

Ternyata, suratan tangan akhirnya membuktikan. Pada upaya ketiga ia berhasil merebut mandat rakyat Ibukota Provinsi Babel ini. 

Jalan menuju kemenangan itu tidak sederhana. Publik sempat meyakini PDI Perjuangan akan kembali mengusung petahana Maulan Aklil alias Molen. Bahkan di kalangan elite PDI Perjuangan Babel berkembang kalkulasi, jika ada lebih dari tiga atau empat pasangan calon, peluang Molen menang akan semakin besar. Namun arah partai justru berbelok: rekomendasi resmi jatuh kepada sang Prof. Udin.

Perubahan ini lahir dari dinamika internal di tingkat pusat. Sosok Rudianto Tjen, veto player PDI Perjuangan di Bangka Belitung, disebut lebih percaya pada data empiris ketimbang sekadar kalkulasi politik. 

Sosok Anak Muda itu....

Inilah sosok anak muda yang berhasil meyakinkan Pak Rudi --demikian warga biasa memanggilnya-- dengan data dan analisis rasional, bahwa mengusung kandidat lama membuka risiko kekalahan.

Sosok itu adalah Iqbal Themi, konsultan politik muda sekaligus CEO SCL Taktika Konsultan. Namanya memang belum banyak terdengar, tetapi kiprahnya mulai diperhitungkan. 

Setelah sukses mengantarkan kemenangan Kamarudin Muten (Afa) di Belitung Timur, ia kembali menunjukkan ketajamannya di panggung Pilkada Pangkalpinang.  Menurut sumber yang sama, ada tiga langkah krusial yang dijalankan Iqbal di balik layar. Ia meyakinkan partai agar tidak lagi mengusung yang sebelumnya dengan bukti penurunan elektabilitas. Ia juga merekomendasikan calon wakil yang mampu menutup kelemahan Prof. Udin—yakni menjangkau pemilih perempuan, generasi muda, dan komunitas Tionghoa. Figur itu kemudian mengerucut pada Dessy Ayustrisna. Terakhir, ia meramu strategi darat dan udara sehingga kampanye terasa relevan sekaligus menyentuh aspirasi warga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan