Benarkah Ada Ulat Amerika Mematikan?
Waspada jenis-jenis ulat.-dok-
ADA pesan yang beredar luas di media sosial dan grup Whatsapp berita soal ulat Amerika yang mematikan.
------------
PESAN tersebut mengklaim bahwa ulat tersebut berasal dari Amerika dan telah merenggut nyawa 16 anak. Namun, sejauh mana kebenaran klaim ini?
Ulat yang dimaksud dalam pesan tersebut dipenuhi bulu di seluruh tubuhnya dan diklaim sebagai salah satu spesies yang sangat mematikan.
“Himbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia, jika melihat hewan ini, tolong hindari, terutama anak-anak. Ulat ini berasal dari Amerika,” demikian bunyi pesan yang beredar.
Ulat tersebut digambarkan berwarna hijau dengan bulu yang cukup besar menempel pada daun. Disebutkan bahwa ulat tersebut telah menyebabkan kematian 16 anak yang salah mengira ulat tersebut sebagai anak burung dan menyentuhnya.
Akibatnya, anak-anak tersebut mengalami kejang dan kemudian meninggal dunia karena racunnya yang lebih kuat dari racun ular.
Dilansir dari kompas, menurut Slamet Raharjo, seorang dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, ulat yang terlihat dalam unggahan tersebut adalah jenis ulat asp dari Amerika.
Ulat asp adalah jenis ulat bulu yang dapat menyebabkan alergi jika bersentuhan dengan kulit manusia. Ulat ini biasanya ditemukan di berbagai habitat tergantung pada spesiesnya, mulai dari hutan hingga area terbuka seperti ladang dan kebun.
“Bulu-bulunya membawa allergen yang kuat dan bersifat racun. Ini mirip dengan efek ulat matahari yang dapat menimbulkan gatal dan sensasi panas jika bersentuhan dengan kulit,” ujar Slamet.
Namun, efek samping dari ulat bulu tersebut tidaklah fatal, kecuali bagi individu yang memiliki riwayat alergi berat atau syok anafilaksis. Slamet juga menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir karena ulat ini tidak ada di Indonesia.
Terkait klaim bahwa ulat asp dapat menyebabkan kematian, Slamet menyatakan bahwa itu adalah hoaks.
“Hoaks jika ada yang mengatakan bahwa ulat ini dapat menyebabkan kematian. Saya heran mengapa orang-orang suka menyebarkan hoaks tanpa melakukan pengecekan yang akurat, hanya bermain forward saja,” ungkapnya.***