Sungailiat atau Sungaileat (Bagian Satu)
Akhmad Elvian-screnshot-
Oleh: Dato’Akhmad Elvian, DPMP
Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung
Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia
TULISAN tentang Sungailiat dapat dipelajari pertama kali pada masa Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin I Adikusumo (Tahun 1757-1776) ketika sultan memerintahkan kepada Abang Pahang Tumenggung Dita Menggala di Mentok untuk mendirikan Pangkal pangkal di Pulau Bangka sebagai tempat kedudukan Demang dan Jenang dalam rangka pengelolaan pertimahan dan melakukan hubungan dengan berbagai Bangsa seperti Orang China, Sijam, Cochin dan Melayu.
-----------------
DALAM Semaian Carita Bangka, Het Verhaal Van Bangka Tekstuitgave Met Introductie en Addenda, E.P Wieringas, 1990, Halaman 106 ditulis: “lebih dahulu sudah disuruh membuat sebelah Timur Mentok: Pahit, Beluh dan Tempilang dan sebelah Barat Mentok: Biat, Bunut, Bendul, Rembut dan Sungai Buluh. Kemudian barulah menyuruh membuat kepada batin pesirah Panji di Pangkal Panji dan menyuruh kepada Dipati Depak membuat Pangkal di Layang, Sungai Liat, Cengal dan Pangkal Pinang dan Dipati Pakuk disuruh membuat di Kubak, Balar, Toboalih-Lama melainkan di Ulim, Bangka-Kota, Jeruk dan Kota Waringin sedia lama”. Berdasarkan Peta yang cukup tua letak Sungai Liat dalam [Bangka Strait] Plan of the Straits of Banca Surveyed by Captn. Lloyd of the Elliot Country Ship and Mr. Bampton in his Passage from China to Batavia and from Batavia to Malaca . . . 1796, London 1796, oleh Laurie & Whittle, terletak di Pesisir Timur Pulau Bangka tepatnya di sisi Selatan Tanjong Lyang dan Sungai Liat ditulis dengan Soongy Leeat yang menunjukkan keberadaan Satu Sungai. Keberadaan Pangkalsungailiat justru baru dapat dipelajari dari peta yang lebih muda Tahun 1858-1851 oleh P.H. Van Diest: Geognostisch-mijnbouwkundige kaart van het eiland Bangka, distrikt Soengeiliat-volgens de opneming van den ingenieur voor de mijnen P.H. Van Diest, gedurende de jaren 1858-1861. Pada peta tersebut Pangkalsungailiat ditulis dengan Pangkalsoengeiliat dan sungainya ditulis dengan Soengei Liat.
Dalam versi lain disebutkan bahwa perintah Sultan Palembang kepada Tumenggung Dita Menggala adalah menyelidiki secara menyeluruh deposit Timah dan kemudian mengeksplotasi Timah di Pulau Bangka. Selengkapnya F. S. A. De clercq, menjelaskan dalam “Bijdrage Tot De Geschiedenis van Het Eiland Bangka (Naar een Maleisch Handschrift)”, dalam Bijdragen Tot De Taal, Land, En Volkenkunde in Netherlands Indie (BKI), 1895, halaman 146: tentang pendirian tempat tempat eksploitasi deposit Timah ditulis: “Voorts droeg de Sultan den Temenggoeng Dita Mengala op, over het geheele eiland Bangka een nauwkeurig onderzoek in te stellen naar de plaatsen, waar tinerts kon verkregen worden. Dientengevolge werden mijnen ontgonnen ten oosten van Muntok te Pahit, Beloeh enTempilang en ten westen van Muntok (te Bijat, Boenoet, Bendoel, Remboet en Soengei-Boeloh). Bovendien werd den Batin-Pasirah van Pandji gelast te Pandji, den Depati van Depak te Lajang, Soengei-Lijat, Tjengal en Pangkal-Pinang, en den Depati van Pakoe te Koebak, Balar en Toeboealih-Lama mijnen te ontginnen; behalve de oude mijnen te Oelim, Bangka-Kota, Djeroek en Kota Waringin. De Sultan zond nu Demang's en Djenang's om de werk zaamheden te leiden en teveus Chineezen, Sijameezen, Cochinchineezen en Maleiers”. Maksudnya F. S. A. De clercq adalah: Selanjutnya Sultan memerintahkan Temenggoeng Dita Mengala untuk melakukan penyelidikan menyeluruh di seluruh Pulau Bangka untuk mengetahui tempat-tempat yang dapat diperoleh bijih timah. Akibatnya, pertambangan dieksploitasi di sebelah timur Muntok di Pahit, Beloeh dan Tempilang serta di sebelah barat Muntok (di Bijat, Boenoet, Bendoel, Remboet dan Soengei-Boeloh). Selain itu, Batin-Pasirah Pandji diperintahkan untuk mengeksploitasi tambang di Pandji, Depati Depak di Lajang, Soengei-Lijat, Tjengal dan Pangkal-Pinang, serta Depati Pakoe di Koebak, Balar dan Toeboealih-Lama; kecuali tambang tua di Oelim, Bangka-Kota, Djeroek dan Kota Waringin. Sultan kini mengutus Demang dan Djenang untuk bekerja untuk memimpin kegiatan dan bertemu orang Tionghoa, Sijam, Cochin dan Melayu.
Berdasarkan ekspedisi Pemerintah Hindia Belanda ke Pulau Bangka yang dimulai pada 18 Juli 1803 sebagaimana dikutip dari Marihandono, Elvian, Sancin (2019;209-210), bahwa dalam ekspedisi pemerintah Hindia Belanda yang mengikutsertakan beberapa kapal perang antara lain kapal perang Maria Rijgersbergen bersama dengan kapal-kapal layar eks VOC Maria Jacoba dan Beschermer dan dengan menggunakan beberapa kapal perang serta dikawal oleh beberapa kapal jenis panjajab, pada Tanggal 17 Agustus 1803 komandan ekspedisi yang menaiki kapal perang Maria Rygersbergen menuju ke Bangka. Selanjutnya pada Tanggal 19 Agustus 1803 ekspedisi tiba di Pulau Bangka. Dari hasil pengamatan diketahui, bahwa terdapat beberapa teko atau tiko di kompleks tambang Timah di Pulau Bangka antara lain; Nyai Rangga Bulo, yang bertindak sebagai teko dari raja dari distrik Marawang, yang mencakup 12 tambang Timah dan 33 kuli tambang Cina, Nyai Demang Jaya Layana, teko putra mahkota di distrik Belo, dimana hanya ada Satu tambang Timah yang dikerjakan oleh 18 orang kuli Cina. Klabat memiliki Empat tambang Timah dan di sana bekerja 70 orang Cina. Layang memiliki Empat tambang Timah dengan 21 orang kuli Cina. Songie Liat memiliki 5 tambang Timah dan di sana terdapat 45 orang kuli Cina dan Pankal Pinang yang memiliki 7 tambang Timah yang mempekerjakan 35 pekerja Cina;
Pada masa kekuasaan Inggris (Tahun 1812-1816) dan sesuai Map of the Island of Banka Compiled from Remarks and Materials Collected during a Journey Through the Island Annexed to a Report on the same and Addressed to the honourable Thomas Stamford Raffles wilayah Sungailiat berada di divisi bagian Utara (northern division) meliputi wilayah Jebus (stocade of Teboos), Belinyu (stocade of Belinyoo), Sungailiat (stocade of Soongie-liat), serta Merawang (stocade of Marawang). Dalam Map of the island of Banka tersebut sudah tampak digambarkan posisi Stocade of Soongie Liat (benteng dari Sungailiat) yang dapat juga ditafsirkan dengan Pangkalsungailiat. Terkait keberadaan benteng pada pangkal pangkal tempat kedudukan demang dan jenang, dapat dijelaskan Wieringa (1990:111), sebagaimana dikutip Akhmad Elvian dalam buku Benteng Toboali (Fort Toboalij) Tahun 2022 pada halaman 6; …”maka tempoh ini baginda susuhunan memerintahkan membuat kota benteng tanah atau kayu di pangkal-pangkal tanah Bangka….”. Stocade of Soongie Liat atau Pangkalsungailiat, di dalam peta terletak pada posisi barat Soongie Liat River yang bermuara di Bay of Soongie Liat antara Tanjoeng Raya dan Tanjoeng Layang. Dalam Map atau peta Inggris tersebut Stocade of Soongie Liat digambarkan sudah terhubung dengan garis putus putus yang merupakan jalur distribusi Timah dari parit penambangan ke pangkal pangkal yang didirikan antara lain ke Lampoor, dan ke Layang Village dan kemudian dari Stocade of Soongie Liat terhubung ke Robo Klie, Robo River dan Stocade of Marawang terus ke Village of Dipatty Barin (kampung Mendara yang didirikan untuk Depati Bahrin) dan terus ke Stocade of Kootto Waringin.
Selanjutnya, dalam Report on the Island of Banka Journal of the Indian Archipelago, 1848, .By Thomas Horsfield, Esq.M.d, pada Section III, View of the Tin Mines on Banka, hal. 796, dituliskan parit parit penambangan Timah, baik parit penambangan Timah besar maupun Parit penambangan Timah kecil, selengkapnya: In the note Will be found a general enumeration of those mines wich are worked at present, or wich were worked in former priode.....in the district of Sungie Liat: (1).Large mines: a. Sub division of Ayer Duren. Tay hin. b. Ntar the stockade Wungin. (2). Small mine: a. Subdivision of Lampur. Log him, Nihin. b. Subdivision of Ayer Duren Atshin. c. Subdivision of Robo, Sungin, Djin hin, Soy gim, Tigim, Tohin, Stin gim.d. Subdivision of Robo Kti, Kingin, Singin. e. Near the stockade, Siak gin, Atshun, Sungin, Libo, Lokgin. f. Subdivision of Djeniang Sungin. g. Subdivision of Katta Nyanli. Sementara itu tambang Timah di Distrik Marawang: (1). Large mines: Wehing, Kimsowa. Menelisik nama nama tambang Timah di atas umumnya menggunakan nama berbahasa Hakka sesuai dengan penambang Timah yang didatangkan dari daratan Cina.(***/Bersambung)