Rahasia Ibadaha Haji
Iswandi Syahputra-Dok Pribadi-
Oleh Iswandi Syahputra
Staf Ahli Menteri Agama RI
Pada hakikatnya, Haji adalah ibadah ruhani hamba yang ingin berjumpa dengan Tuhannya di Baitullah, kemudian diberi tanda dan dikenal sebagai Ka’bah. Namun, hanya hamba yang bertakwa yang dapat merasakannya. Karena itu, sebaik-baik bekal dalam ibadah haji adalah takwa (Al Baqarah: 197).
Takwa sendiri dapat dipahami sebagai sinkronisasi antara perbuatan hati, ucapan mulut, pandangan mata, pendengaran telinga dan segenap tindakan organ tubuh sehingga menjadi perilaku. Karena itu pula, bekal takwa tadi hanya dapat disiapkan oleh orang beriman. Sedangkan iman itu sendiri adalah nikmat yang bersemayam dalam hati, tidak perempuan atau laki-laki.
Dalam berhaji, diselenggarakan penatalaksanaan melalui syariat meliputi rukun haji, yaitu Ihram, Wukuf di Arafah, Tawaf Ifadah, Sai, Tahallul dan tertib. Pelaksanaan jasmaninya dilakukan oleh anggota tubuh manusia. Namun pelaksanaan ruhaninya melibatkan iman yang berbekal takwa tadi.
Karena itu, dalam setiap rukun Haji selalu ada dualitas jasmani dan ruhani, syariat dan hakikat, terbuka dan tersembunyi. Yang terbuka dapat dilihat saat setiap manusia menjalankan rukun haji.
Sementara yang tersembunyi tetap menjadi rahasia dan misteri yang bersifat spiritual hakiki dan substansi. Kita hanya bisa mendekati dan menghampiri nikmat yang hakiki dan substansi tersebut. Untuk memahaminya perlu menjalani rukun haji, menghayati, menyelami hingga merasa karam secara ruhani.
Menghayati Rukun Haji dalam Pesan Simbolik