RSUD Basel Belum Terima Pasien Caleg Depresi
Rudi Hartono-istimewa-
KORANBABELPOS.ID, TOBOALI - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) telah menyediakan ruangan khusus beserta dokter spesialis jiwa bagi pasien yang depresi akibat gagal terpilih pada Pemilihan Legislatif (Pileg). Bahkan RSUD Basel telah menyediakan 10 ruangan khusus bagi para peserta Pileg yang gagal terpilih sehingga mengalami depresi.
Namun, hingga saat inini pihak RSUD Basel belum menerima satupun pasien yang mengalami depresi saat mengikuti Pileg dan tidak terpilih.
Plt Direktur RSUD Basel dr. Rudi Hartono menyampaikan, hingga saat ini belum ada pasien atau para peserta Pileg yang menghubungi pihak rumah sakit ataupun sekedar konsultasi. "Dari selesai masa pencoblosan pemilu ini, belum ada pasien ataupun yang berkonsultasi karena gagal menjadi anggota DPRD," ujarnya kepada Babel Pos, Selasa (20/02).
BACA JUGA:Lapas Tingkatkan Capacity Building Petugas Melalui Pembinaan FMD
Disebutkannya, ia telah menyiapkan ruang perawatan khusus untuk mengantisipasi peningkatan kasus gangguan kejiwaan yang dialami caleg, dan dipastikan semua fasilitas yang disediakan mampu untuk membantu mereka agar tidak mengalami depresi parah.
Layanan tersebut siap menerima konsultasi dari Caleg, Timses Caleg, hingga fans fanatik peserta pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan legislatif, layanan konsultasi tersebut juga siap menerima permohonan dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan partisipan Pemilu 2024. "Tetapi hingga sekarang, belum ada permohonan konsultasi dari penyelenggara pemilu ataupun peserta pemilu," ucapnya.
Dijelaskan dr. Rudi, khusus untuk dokter spesialis kesehatan jiwa baru hanya ada satu orang dokter. Selain itu juga disediakan pelayanan rawat jalan dan pelayanan rujukan untuk pasien gangguan jiwa.
BACA JUGA:Punya 74 Ruang Rawat Inap Baru, Peningkatan Pelayanan Jadi Prioritas RSUD Basel
Karena saat ini poli layanan jiwa hanya ada setiap hari Senin sampai Rabu, pelayanan akan ditambah selama enam hari penuh mulai Senin sampai Sabtu, hal ini juga karena keterbatasan dokter spesialis kesehatan jiwa di RSUD Basel dan tak menutup kemungkinan dokter umum serta perawat yang sudah dilatih sebelumnya akan turut dilibatkan.
“Dokter jiwa tambahan itu tidak ada, Cuma kita lakukan penambahan hari kerja, dan mencari dokter spesialis jiwa juga susah, jadi kita lakukan penambahan hari kerja saja," tandasnya. (*)