Tingkatan Puasa Kita

Rio Setiadi--
PEMBACA Babel Pos yang dirahmati Allah semoga kita tetap dalam kondisi Fit melaksanakan ibadah
puasa Ramadan dan on the track melaksanakan ibadah sunnah di dalamnya.
--------------
IMAM Ghazali menyebutkan ada tiga tingkatan orang yang sedang berpuasa,
Tingkatan Pertama: Puasa Orang Awam
Puasa level pertama disebut sebagai shaumul umum atau puasanya orang awam. Level puasa ini adalah yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang atau sudah menjadi kebiasaan umum. Praktik puasa yang dilakukan di level ini sebatas menahan haus dan lapar serta hal-hal lain yang membatalkan puasa secara syariat.
Tingkatan Kedua: Shaumul Khusus
Atau puasanya orang-orang spesial. Level nilainya sangat baik. Mereka berpuasa lebih dari sekadar untuk menahan haus, lapar dan hal-hal yang membatalkan.
Tapi mereka juga berpuasa untuk menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan segala anggota badannya dari perbuatan dosa dan maksiat. Mulutnya bukan saja menahan diri dari mengunyah, tapi juga menahan diri dari menggunjing, bergosip, apalagi memfitnah. Kalau zaman sekarang, mungkin termasuk juga menahan jari-jarinya agar tidak menyebarkan berita-berita bohong atau hoax.
Tingkatan Ketiga: Puasa Orang Super-Khusus
Tingkatan ketiga ini yang paling tinggi menurut klasifikasi Imam Al-Ghazali, disebut shaumul khushusil khusus. Inilah praktik puasanya orang-orang istimewa, exellent.
Mereka tidak saja menahan diri dari maksiat, tapi juga menahan hatinya dari keraguan akan hal-hal keakhiratan. Menahan pikirannya dari masalah duniawi, serta menjaga diri dari berpikir kepada selain Allah. Standar batalnya puasa bagi mereka sangat tinggi, yaitu apabila terbersit di dalam hati dan pikirannya tentang selain Allah, seperti cenderung memikirkan harta dan kekayaan dunia.
Bahkan, menurut kelompok ketiga ini puasa dapat terkurangi nilainya dan bahkan dianggap batal apabila di dalam hati tersirat keraguan, meski sedikit saja, atas kekuasaan Allah. Puasa kategori level ketiga ini adalah puasanya para nabi, shiddiqin dan muqarrabin, sementara di level kedua adalah puasanya orang-orang shalih.***