Semua Sibuk Bahas Vonis Harvey Moeis Cs, Prabowo, Babel Menjerit!
Ilustrasi-screnshot-
KORANBABELPOS.ID.- Respon atas vonis rendah untuk terdakwa Harvey Moeis, suami artis kelahiran Pangkalpinang Bangka Belitung (Babel), Sandra Dewi, dalam kasus Tipikor Tata Niaga Timah di IUP PT Timah 2015-2022, sangat luar luar biasa. Tak hanya dari kalangan praktisi hukum, tapi juga dari berbagai kalangan,mulai dari politisi, seniman, tiktoker, hingga yang awam hukum sekalpun.
Sayangnya, respon dan tanggapan itu hanya pada persoalan hukum yaitu vonis yang sudah dijatuhkan. Tidak ada yang menyoroti bagaimana kondisi rakyat Babel yang menjadi daerah penghasil komoditas timah itu.
Terlepas dari polemik vonis yang ada, perekonomian rakyat Babel sepanjang tahun 2024 ini sudah merosot ke titik terendah sebagai dampak langsung proses hukum kasus timah yang masih menjadi penyanggah Utama ekonomi daerah ini.
Dari hasil penelsusuran media ini, sedari awal hal yang paling ditunggu rakyat Babel yang memang Sebagian besar hidup dari pertambangan adalah penantian regulasi atau aturan agar rakyat bisa menambang secara tenang dan legal.
''Andaikan ada perintah Presiden Prabowo Subianto langsung agar kementerian dan pihak terkait menyegerakan reguasi atau aturan penambangan rakyat dan izin untuk segera menuntaskan atau memberikan solusi untuk tambang rakyat, yakinlah ekonomi Babel bisa bangkit lagi!'' demikian suara-suara yang terjaring di kalangan masyarakat Babel.
Persoalan hukum yang tengah terjadi sekarang ini, silahkan berjalan. Namun persoalan perekonomian masyarakat Babel yang terdampak, harus dipandang sebagai persoalan yang harus disegerakan dan diselesaikan.
Timah Masih Mendominasi
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Fery Insani menyebutkan industri pengolahan timah masih mendominasi perekonomian Kepulauan Babel.
Ia mengatakan sektor industri pengolahan timah lima tahun kedepannya masih mendominasi perekonomian Kepulauan Bangka Belitung, selanjutnya sektor perkebunan, perikanan, perdagangan dan pariwisata.
"Dalam dua tahun terakhir ini perekonomian Kepulauan Babel terpuruk, bahkan pada 2024 ini hanya tumbuh 0,18 persen dan terendah di Sumatera sebagai dampak penegakan hukum korupsi tata niaga pertimahan," katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Bangka Belitung (Babel), Ir. Fadillah Sabri, ST, M.Eng menyatakan ekonomi daerah ini sedang tidak baik-baik saja.
Ia menyebutkan, 15 persen mahasiswa di Babel saat ini Babel tidak sanggup membayar sumbangan pengembangan pendidikan (SPP), karena perekonomian masyarakat menurun dampak permasalahan pertimahan di daerah itu.
"Setiap tahun seluruh mahasiswa di perguruan tinggi di Kepulauan Babel ini mengalami kesulitan membayar uang kuliah, di mana setiap semester genap 10 hingga 15 persen tidak membayar SPP," ujarnya.
Ia menyatakan pertumbuhan ekonomi Kepulauan Babel pada 2024 ini terendah di Indonesia, sehingga mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) di provinsi penghasil bijih timah terbesar di Indonesia ini.