Melawan Lupa Dalam Kasus Tipikor Timah, Anggraeni & Tetian Bagaimana?
Anggraeni dan Tetian Wahyudi-screnshot-
"Udah Saudara di sini ada keterangannya, Saudara sudah saya ingatkan ya Saudara harus memberikan keterangan yang benar karena sudah disumpah. Kalau enggak, Saudara nanti duduk di situ juga," tegur hakim. 'Di situ', maksud hakim adalah kursi terdakwa. Dan hingga kini Adam Marcos termasuk Anggraeini masih saksi?
Tetian Wahyudi, Jadi Apa?
Satu nama lagi yang juga mencuat dan jadi pemain sentral kasus timah ini, adalah oknum wartawan Tetian Wahyudi yang sempat mencuat ke permukaan. Dalam persidangan nama Tetian mencuat, bahkan majelis hakim sempat mempertanyakan.
Mencuatnya angka hampir Rp 1 Triliun mengalir ke Tetian Wahyudi, tentu mengagetkan. Apa sesungguhnya peran Tetian Wahyudi?
Ternyata Tetian dalam kasus ini adalah Dirut CV Salsabila Utama. Menariknya, nama Tetian ini justru tidak terkait dengan para smelter swasta, tapi jaringan langsung ke eks direksi PT Timah, Eks Dirut Muchtar Riza Pahlevi Tabhrani (MRPT) dan Eks Dirkeu Emil Ermindra.
Perusahaan yang dipimpin Tetian khusus menyangkut pembelian timah SHP (Sisa Hasil Produksi) ke beberapa pihak, lalu dijual ke PT Timah. Dari sinilah timbul kecurigaan Tetian sengaja melarikan diri, agar semua tak terkuak ke permukaan?
"Saya lebih senang kalau bisa tertangkap," tegas terdakwa Emil di depan majelis seolah menjawab menepis kecurigaan yang muncul.
Faktanya, Tetian memang belum pernah diperiksa? Selain melarikan diri, statusnya juga belum jelas, termasuk juga bukan sebagai buronan atau masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Hanya saja, jika Tetian ini berhasil diamankan, akan banyak yang ikut terseret terutama kalangan kolektor timah yang ada di Babel.
PR Sekarang atau akan Datang?
Dengan mencuatnya beberapa nama ini, berarti masih banyak misteri di balik kasus Tipikor Timah yang sempat menghebohkan jagad republik ini. Dari terpidana Harvey Moeis saja, setidaknya 2 misteri yang belum diungkap, yaitu soal siapa 'wasit' yang diduga menjadi dalang di balik kasus heboh ini.
Kedua, kemana saja aliran Rp 420 miliar yang dikatakan untuk CSR bagi masyarakat Babel selaku daerah penghasil? Tapi nyatanya warga Babel tak ada yang menikmati uang yang hampir setengah triliun itu?
Tentu saja membaca dan mendengar ini, masyarakat Babel sangat sakit dan kecewa atas perilaku dari suami artis top kelahiran Pangkalpinang Babel, Sandra Dewi itu.
Jadilah ini sederet Pekerjaan Rumah (PR) bagi jajaran Kejagung di tengah banyaknya kasus-kasus tipikor besar yang diungkap. Dan bagi masyarakat Babel, ini penting, agar menjadi menyeluruh. Tinggal lagi kapan?
Kalau tidak hari ini, mungkin minggu depan. Kalau tidak minggu ini, mungkin bulan depan. Bravo Kejagung.***