Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Prof Sofian Effendi Mantan Rektor UGM Putra Bangka, Jadi 'Ikut Repot' Soal Ijazah Jokowi

Prof. Dr. Sofian Effendi-screnshot-

Saat menjawab pertanyaan tersebut, Sofian menyampaikan bagaimana dirinya berdiskusi dengan mantan-mantan rektor sebelumnnya serta pihak-pihak lainnya di UGM.  Dalam kesempatan itu, Rismon mengakui jika dirinya tidak pernah mengarahkan Sofian untuk menyampaikan pernyataan jika Jokowi gak punya ijazah dari UGM karena nilainya yang tidak memenuhi standar akademis.

“Apa yang saya arahin, karena saya juga tidak tahu kondisinya, jadi saya biarkan saja dia yang bercerita,” terang Rismon.

Rismon menyampaikan keherannya, bagaimana seorang professor dapat dengan begitu cepatnya merubah pernyataanya.

“Saya punya kakek kurang lebih seusia Profesor Efendi dan secara psikologis mudah sekali diberi pressure, jadi bisa saja beliau juga mengalaminya,” paparnya.

Bantahan UGM

Adapun pihak UGM yang memiliki keterkaitan langsung dengan ijazah Jokowi melalui situs resminya menyampaikan jika UGM menegaskan tidak terkait konflik kepentingan antara Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dengan Saudara Joko Widodo.

Pihak UGM juga mengatakan jika mereka menyayangkan adanya pihak-pihak yang menggiring mantan Rektor tersebut untuk menyampaikan opini yang keliru dan tidak berdasar. 

“Akibat pernyataan tersebut akan berdampak hukum dan menjadi risiko bagi Bapak Sofian Effendi secara pribadi,” tulisnya.

Selain itu pihak UGM juga menyampaikan jika Jokowi telah melaksanakan seluruh proses studi yang dimulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681 dan lulus pada tanggal 5 November 1985. 

Pihak UGM juga menyampaikan jika apa yang disampaikan oleh Sofian berbeda dengan data dan bukti-bukti akademik yang dimiliki oleh pihak Fakultas Kehutanan UGM.

Ini Pasti Ada Sesuatu

Pencabutan pernyataan yang disampaikan oleh Sofian tentunya mendatangkan berbagai pertanyaan, termasuk dari pengamat politik dan praktisi hukum Refly Harun.

Dalam akun youtubenya, Refly menyampaikan bahwa pencabutan ini mengindikasikan pasti ada sesuatu yang terjadi.

Meskipun menurut Refly ada beberapa temannya yang khawatir dengan pencabutan pernyataan tersebut, namun juga menegaskan bahwa ini menegaskan jika pasti ini ada sesuatu yang terjadi.

“Ini semakin mengindikasikan, pasti ada yang gerjadi, pasti ada yang ditutupi, pasti ada yang dikhawatirkan,” paparnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan