Ibadah Haji untuk Hamba yang Terpilih, Jamaah Haji Menuju Arafah
Jemaah Mulai Menuju Padang Arafah.-screnshot-
“Di Muzdalifah kita mengumpulkan batu, sebagai simbol bahwa kita bersiap sungguh-sungguh untuk mempertahankan kerendahan di hadapan Allah. Batu itu bukan sekadar kerikil, tapi senjata spiritual untuk melawan godaan,” ungkapnya.
Di Mina, jamaah haji menunjukkan tekad. Melontar jumrah bukan hanya melempar batu ke tiang, tapi menegaskan sikap: bahwa tidak akan tunduk kepada godaan setan.
Menutup arahannya, Romo Syafi’i menegaskan bahwa indikator utama haji mabrur adalah perubahan perilaku setelah pulang ke tanah air.
“Orang yang hajinya mabrur akan menggunakan semua potensi dan kelebihannya untuk makin taat kepada Allah dan makin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kesalehan sosialnya meningkat,” ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa keberhasilan penyelenggaraan haji tak hanya ditentukan oleh sistem layanan, tapi juga oleh peran para petugas dan pendamping dalam memuliakan tamu Allah.
“Capaian haji mabrur juga ditentukan oleh peran kalian—para petugas—dalam membantu Duyufurrahman. Layanilah mereka dengan ikhlas. Karena itu bagian dari ibadah,” tandasnya.(*)