Non Regitur Ab Aliquo, tapi Menyerap tanpa Menyaring

Rabu 23 Oct 2024 - 22:17 WIB
Oleh: Admin

Oleh Marwan

Mahasiswa Hukum/Kader HMI Komisariat Universitas Bangka Belitung 

Pada dasarnya memang kemerdekaan berpikir, berucap dan bertindak melekat pada setiap individu tanpa mengecualikan setiap pribadinya. Mereka yang menyampaikan stigma kemerdekaan dan kebebasan berpikir namun melantunkan kalimat perkalimat yang terekam dari mulut orang lain (bukan ahli). Setiap ucapan yang disampaikan sering kali diserap habis, seolah-olah kemampuan mereka menyaring aspek kebenaran dan rasionalitas dari kalimat itu tidak ada.

 

Jangan anggap kepribadian kita tidak dikendalikan (merdeka) ketika masih menghamba pada kebenaran ucapan orang lain. Hingga detik ini atas kesengajaan, saya mencoba melihat kalimat-kalimat yang diucapkan beberapa orang. Namun terlihat dalam isi kalimat itu merupakan penguasaan  dari orang lain atas dirinya. 

 

Tanpa disadari, itu seni menguasai pemikiran orang lain. Penguasaan itu dimulai dari pembacaan kondisi psikologis seorang individu, kemudian ketika individu itu cenderung pada keyakinan akan kebenaran. Maka yang dikuasai atas dirimu adalah diawali pada logika-logika yang condong pada hal yang sesuai dengan kondisi psikologis dirimu. 

 

Kemudian yang menguasai akan masuk pada celah itu, sehingga tanpa kesadaran seseorang akan menyerap habis makna kata dari pengucap dan tidak menyaring karena pola penguasaan melalui pikiranmu itu sudah masuk pada keyakinan setiap hal yang diucapkannya. Ucapan dan gerak gerik seseorang sebenarnya mencerminkan dua hal. 

 

Pertama adalah tujuan, dan kedua mencerminkan ketidaksadaran yang dia ucapkan. Maka seringkali saya mencoba membaca ucapan orang-orang yang memang harus saya pahami, namun masih ada latar belakang yang menggerakkan mulut dan tindakannya. Dan itu juga sudah penguasaan yang mencapai pada aspek pikiran dan keyakinan.

 

Sebenarnya setelah melihat berbagai kondisi  tertentu yang hidup dan merambat dalam beberapa wadah (organisasi), ada beberapa aspek yang menjadi kesimpulan sehingga melogikakan skema ini dari segi realitas dan rasionalitas. 

 

Terkait kata "Non regitur ab aliquo"/aaya tidak fikuasai oleh siapa pun, merupakan pernyataan yang masih terbungkam oleh beberapa hal tanpa disadari oleh individu. Jika boleh saya jadikan dalam kumpulan dasar berpikir, ingin saya jadikan Trilogi Penguasaan. 

 

Kalau Cak Nur dirumuskan pemikiran besarnya yang disebut Trilogi Pemikiran Nurcholis Madjid yaitu Tauhid, Pluralisme dan Indonesia sebagai modern nation state. Maka ingin saya dasari pemikiran ini dalam Trilogi Penguasaan, yaitu cara menguasai diri seorang individu secara rasional melalui tiga jalan yaitu Pikiran (Kepala), Rasa/Kepercayaan (Hati), dan Kebutuhan (Perut). Ini menjadi landasan-landasan yang saya rasa rasional dalam menafsirkan pola penguasaan terhadap diri seorang manusia. Hal yang sering terjadi, dibalik penguasaan seseorang terhadap orang lain tentunya ada tujuan tersendiri. Seringkali orang yang terbawa arus pemikiran orang lain, pasti buta kesadaran terhadap tujuan tersembunyi tersebut.

Tags :
Kategori :

Terkait