FENOMENA bullying verbal atau perundungan berbentuk verbal (perkataan) di kalangan dunia pendidikan kerap kali terjadi. Misalnya mengintimidasi, mengancam, mencemooh korbannya dengan kata-kata yang dapat menyinggung bahkan menyakiti korbannya dan lain sebagainya.
Bahkan Fenomena “bullying verbal” yang dilakukan oleh beberapa oknum peserta didik ini sudah mengarah kepada hal-hal tindak kekerasan dan melukai korbannya.
BACA JUGA: Perkuat Karakter Siswa, Cegah Bullying, Sastra Masuk Kurikulum Merdeka
Sebetulnya, fenomena bullying verbal merupakan fenomena yang telah menjamur di sekitar kita, akan tetapi kita acapkali mengesampingkannya. Kasus-kasus bullying verbal tentu tidak boleh di remehkan terutama dalam dunia pendidikan Indonesia.
Bahkan tidak sedikit para peserta didik yang kemudian di amankan oleh pihak berwajib dan harus mempertanggung jawabkan perbuatan bullying verbal tersebut. Hal ini karena dampak bullying ini menyebabkan korbannya terintimidasi, trauma dan lain sebagainya.
Salah satu penyebab fenomena ini terjadi karena para oknum peserta didik tersebut belum mampu memahami identitas diri dan emosionalnya, sehingga tidak berpikir panjang dampak buruk sebagai akibat dari perbuatannya.
Beberapa kasus bahkan para oknum tidak hanya melakukan bullying secara verbal sebagai media, akan tetapi juga melakukan tindakan bullying dalam bentuk perbuatan dan aktivitas kekerasan yang dapat menyakiti bahkan melukai korbannya.
BACA JUGA:Stop Bullying! Polresta Gencarkan Edukasi ke Sekolah
Beberapa faktor penyebab fenomena bullying verbal adalah sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan memahami identitas diri, kontrol diri, dan emosional
Anak-anak yang belum mampu memahami identitas diri dan emosionalnya lebih berpotensi besar dan terpengaruh untuk melakukan aktivitas bullying verbal.
Mereka belum mampu mengontrol emosi dan belum mampu mengendalikan dirinya. Sehingga akan timbul sikap mudah tersinggung dan marah serta melakukan perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada tindak kekerasan.
2. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial dapat mempengaruhi sikap dan perkembangan anak. Anak-anak yang berada pada lingkungan sosial dengan budaya bullying verbal yang tinggi, akan dapat terpengaruh untuk melakukan hal-hal serupa
BACA JUGA:Babel Tingkatkan Satgas Anti-Bullying dan Stunting