KORANBABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Kepala Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung, Muhammad Irsan, S.S., M.Hum., mengatakan bahwa Sayembara Penulisan Cerita Anak Dwibahasa Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024 merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kantor Bahasa Babel) dalam mengimplementasikan salah satu Program Prioritas Utama Badan Bahasa, yaitu Literasi Kebahasaan dan Kesastraan.
Sayembara ini diselenggarakan untuk menyiapkan bahan bacaan bermutu dalam rangka meningkatkan literasi dan menanamkan budi pekerti peserta didik. Program prioritas tersebut selaras dengan Program Merdeka Belajar yang telah dicanangkan oleh Mendikbudristek, yaitu Merdeka Belajar Episode Ke-23 bertajuk Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.
BACA JUGA:Kantor Bahasa Babel Umumkan 40 Naskah Sayembara Penulisan Cerita Anak Dwibahasa 2024 untuk Jadi Buku
"Episode Merdeka Belajar ini diluncurkan untuk menjawab tantangan rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia akibat rendahnya kebiasaan membaca sejak dini yang disebabkan oleh masih kurangnya atau belum tersedianya buku bacaan yang menarik minat peserta didik," katanya pada Babel Pos.
"Selain itu, sayembara ini juga merupakan upaya dalam pelestarian bahasa daerah dengan mengenalkan dan membelajarkan bahasa daerah sebagai jati diri daerah kepada peserta didik melalui bahan bacaan bermutu yang menarik," imbuh Irsan.
BACA JUGA:Pemkab Bangka Selatan Mulai Perpanjang Masa Jabatan Kades
Dikatakannya juga bahwa sayembara pada tahun 2024 ini ditujukan untuk penulis lokal Bangka Belitung dengan mengangkat lokalitas Bangka Belitung. Bahan bacaan yang dihasilkan dalam sayembara ini diklasifikasikan berdasarkan perjenjangan buku, yaitu pemadupadanan antara buku dan pembaca sasaran agar sesuai dengan tahap kemampuan membacanya.
Terkait dengan perjenjangan buku tersebut, kata Irsan, sasaran pembaca cerita yang dihasilkan dari sayembara ini ialah pembaca awal (Jenjang B1, B2, dan B3) dan pembaca semenjana (Jenjang C). Naskah cerita ditulis dalam bahasa daerah (bahasa Melayu Bangka/Belitung) dan bahasa Indonesia.
BACA JUGA:Bangka Barat Dukung Pengembangan Pendidikan Kejuruan
Selain itu, naskah cerita dikemas dengan unsur STEAM (sains, teknologi, engineering (teknik), dan matematika) dalam tujuh tema cerita, yaitu tema alam dan lingkungan, ekonomi kreatif, matematika, pengembangan diri, sains, seni budaya, dan pariwisata.
"Nilai karakter yang diharapkan terkandung dalam cerita dari setiap penulis ialah berani, jujur, percaya diri dan mencintai/menghargai diri sendiri, toleransi, kerja sama/gotong royong, cinta lingkungan, peduli sosial, kreatif, setia kawan, dan berpikir kritis/mampu memecahkan masalah," ujarnya.
Jumlah naskah cerita yang masuk ke panitia pada tahun ini meningkat secara signifikan, yaitu sebanyak 121 naskah dengan dua variasi bahasa daerah, yaitu bahasa Melayu Dialek Bangka dan bahasa Melayu Dialek Belitung.
BACA JUGA: Taspen Siapkan Gaji ke 13 Pensiunan, Dibayar, 3 Juni 2024
Setelah penilaian oleh dewan juri (pakar buku cerita anak, penulis buku, pemerhati budaya, dan pegiat literasi) diperoleh 40 pemenang yang terdiri atas 12 pemenang Jenjang B1, 12 pemenang untuk Jenjang B1, 10 pemenang Jenjang B3, dan 6 pemenang Jenjang C.
Selanjutnya, Kantor Bahasa Babel akan mengemas naskah tersebut menjadi buku cerita yang menarik dengan ilustrasi yang menawan dan cetakan yang eksklusif.