Konstitusi tersebut mengharuskan status kewarganegaraan didasarkan pada kepatuhan terhadap agama negara.
Dan secara hukum, hal ini membuat warga negara Maldives 100% menganut Muslim.
Ini menjadikan Maldives sebagai salah satu negara dengan persentase penduduk Muslim terbesar di dunia.
Islam memiliki pengaruh yang signifikan pada budaya dan seni rupa di Pulau Maldives.
Arsitektur Islam di Maladives telah mencerminkan nilai-nilai budaya dan agama negara tersebut.
Masjid-masjid yang berada di jantung masyarakat Maldives adalah titik fokus dari ekspresi arsitektural.
Masjid tradisional Maldives dibangun menggunakan batu karang yang memberikan tampilan yang unik dan berbeda.
Masjid Maldives sering menampilkan elemen dekoratif yang rumit, termasuk panel kayu berukir, kaligrafi, dan pola geometris.
Masjid di Maldives biasanya mengikuti tata letak yang sederhana, dengan ruang sholat, mihrab (ceruk sholat), dan menara.
Budaya Islam menembus setiap aspek kehidupan di Maldives hingga membentuk kebiasaan, tradisi, dan tatanan sosial masyarakat Maldives.
Bahasa Pulau Maladives ialah Dhivehi yang menggabungkan kosakata bahasa Arab dan mencerminkan pengaruh Islam pada bahasa lokal.
Festival Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha memiliki arti penting di Maldives karena merupakan hari raya besar dalam agama islam.
Pakaian tradisional Maldives dikenal sebagai “libaas” yang mencerminkan kesopanan Islam dan identitas budaya.
Selain itu, pengrajin di Maldives dikenal karena keahlian mereka dalam menghasilkan seni dan kerajinan Islami.
Karya seni dan kerajinan yang dihasilkan diantaranya termasuk ukiran kayu yang rumit, karya pernis, dan kaligrafi tradisional.
Pengaruh Islam terlihat jelas dalam praktik keagamaan negara, warisan arsitektural, dan kehidupan sehari-hari.