BACA JUGA: Nabi Muhammad SAW Beri Isyarat Pada Umat Islam Sebelum Bebaskan Mesir
Hud mencoba membuat mereka mengerti bahwa dia akan menerima bayaran (pahala) dari Allah; dia tidak menuntut apa pun dari mereka kecuali mereka membiarkan cahaya kebenaran menyentuh pikiran dan hati mereka.
Hud mencoba berbicara kepada mereka dan menjelaskan tentang nikmat Allah: bagaimana Allah SWT menjadikan mereka penerus Nuh, bagaimana Dia memberi mereka kekuatan dan kekuatan, dan bagaimana Dia mengirimkan hujan untuk menghidupkan kembali tanah.
Kaum Hud melihat sekeliling mereka dan mendapati bahwa merekalah yang terkuat di muka bumi, sehingga mereka menjadi semakin sombong dan keras kepala.
Oleh karena itu mereka banyak berdebat dengan Hud. Mereka bertanya: “Wahai Hud! Apakah kamu mengatakan bahwa setelah kami mati dan menjadi debu, kami akan dibangkitkan kembali?”
Beliau menjawab: “Ya, kalian akan kembali pada hari kiamat dan masing-masing dari kalian akan ditanya tentang apa yang telah kalian lakukan.”
Gemuruh tawa terdengar setelah pernyataan terakhir. "Betapa anehnya pernyataan Hud!" Orang-orang kafir itu bergumam satu sama lain.
Mereka percaya bahwa ketika manusia meninggal, tubuhnya akan membusuk dan berubah menjadi debu yang tersapu angin. Bagaimana itu bisa kembali ke keadaan semula?
Lalu apa pentingnya Hari Kiamat? Mengapa orang mati menjadi hidup kembali?
Semua pertanyaan tersebut diterima dengan sabar oleh Hud. Beliau kemudian berpesan kepada kaumnya mengenai hari kiamat.
Beliau menjelaskan bahwa keyakinan terhadap Hari Pembalasan sangat penting bagi keadilan Allah, mengajarkan mereka hal yang sama seperti yang diajarkan setiap nabi tentang hal itu.
Nabi Hud AS menjelaskan kepada mereka bahwa dewa-dewa yang mereka sembah akan menjadi sebab kehancuran mereka, bahwa hanya Allah saja yang menyelamatkan manusia, dan tidak ada kekuatan lain di muka bumi ini yang dapat memberi manfaat atau merugikan siapa pun.
Konflik antara Hud dan kaumnya terus berlanjut. Tahun-tahun berlalu, dan mereka menjadi semakin sombong, semakin keras kepala, semakin kejam dan semakin menentang pesan nabi mereka.
Selanjutnya mereka mulai menuduh Hud sebagai orang gila yang gila. Suatu hari mereka mengatakan kepadanya: "Kami sekarang memahami rahasia kegilaanmu: kamu menghina dewa-dewa kami dan mereka menyakitimu; itulah sebabnya kamu menjadi gila."
Hud harus membalas tantangan mereka. Dia tidak punya cara lain selain kembali kepada Allah saja, tidak ada alternatif lain selain memberikan ultimatum yang mengancam.