Poin yang juga dibahas adalah bagaimana tetap menjaga keseimbangan dengan pelajaran-pelajaran dasar yang penting di masa sekolah dasar. Kekhawatiran bahwa coding dan AI hanya akan membebani siswa yang seharusnya fokus pada literasi, numerasi, dan penanaman karakter, harus dapat dijawab dengan pendekatan yang seimbang.
Nilai-nilai dasar seperti moral, etika hingga literasi digital mesti dibangun dengan kokoh agar anak-anak tidak hanya memiliki keterampilan digital secara teknis, namun juga bisa berpikir kritis dan dapat memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab.
Pada tingkat SD mulai kelas 4, 5, atau 6, penulis setuju bahwa coding dan KA bersifat pilihan dan materi dimulai dengan pengenalan konsep dasar coding, internet, keamanan siber, hingga etika penggunaan teknologi. Konsep dasar, logika, dan etika digital mesti ditanamkan dengan kuat di tingkat sekolah dasar. Selain itu, pengajaran mesti disampaikan secara menyenangkan dengan materi yang sesuai tahap perkembangan anak.
Diharapkan, koding dan KA dapat memperkuat keterampilan kolaborasi, problem solving, kreativitas, literasi digital, dan berbagai skil yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan global. Pada gilirannya, pembelajaran koding dan KA juga diharapkan dapat memperkuat akses pendidikan bermutu untuk semua, sehingga semua siswa tanpa memandang latar belakang sosoal ekonomi dapat kesempatan belajar yang setara.
//Tantangan
Agar bisa menghadirkan pembelajaran koding dan KA secara efektif ke anak sekolah dasar, tentu butuh pengajar kompeten. Persoalannya, hasil survei Pustekom Kemdikbud mengungkap hanya 40% guru di Indonesia yang memiliki kompetensi digital dan cukup untuk mengajar dengan memanfaatkan teknologi. Selama ini, setengah guru di Indonesia (50%) masih memakai metode pembelajaran lama dengan ceramah satu arah tanpa adanya diskusi interaktif.
Kondisi tersebut menjadi tantangan mendasar. Guru tak cukup hanya memahami konsep koding dan KA, tetapi juga harus mampu mengajarkannya secara menarik, aplikatif, dan efektif. Maka, pelatihan profesional yang mendalam dan komprehensif wajib disediakan untuk memastikan kesiapan guru dalam mengajarkan koding dan KA kepada siswanya.
Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pengajaran koding dan KA juga penting. Berbagai fasilitas peraga seperti komputer, alat permainan, internet, dan alat-alat peraga lainnya mesti disiapkan. Oleh karena itu, sudah tepat jika implementasi pembelajaran koding dan KA dilakukan bertahap dari sekolah-sekolah yang memiliki kesiapan infastruktur dan tenaga pengajar yang mumpuni.
Di samping menyiapkan guru yang kompeten dan fasilitas yang memadai, satu hal yang penting dalam upaya pengenalan koding dan KA di sekolah dasar adalah keberlanjutan. Dalam arti, pengajaran koding dan KA mesti konsisten dan berkelanjutan hingga jenjang pendidikan berikutnya. Ini penting agar apa-apa yang sudah dipahami di tingkat dasar dapat terus tumbuh dan berkembang, sehingga keterampilan dan pengetahuan semakin luas.