Rahasia Ibadaha Haji

Rahasia Ibadaha Haji

Rabu 04 Jun 2025 - 21:52 WIB
Oleh: Admin

 

Karena itu disebut “Ibadah Haji“, sebab “ibadah“ itu artinya “menahan” dan amal artinya “berbuat”. Menahan lebih berat daripada berbuat. Sehingga ibadah haji ini, bukan saja berat secara fisik jasmani, tapi juga berat secara ruhani karena itu membutuhkan bekal Takwa.

 

Rukun kelima, Tahallul. Tahallul bukan hanya membersihkan dan memotong sebagian rambut jamaah haji secara syari’at. Namun, yang juga dikehendaki adalah “memotong“ kehendak hawa nafsu kita sebagai manusia. 

 

Susunan “tubuh manusia” terdiri dari urat, benak, tulang, daging, kulit, bulu atau roma, dan darah. Adapun susunan “sifat manusia” terdiri dari hawa, nafsu, dunia, dan syetan. Melalui tahallul, yang sebenarnya dikehendaki adalah terpotongnya “kehendak” hawa, nafsu, dunia, dan syetan pada diri manusia tadi, supaya tidak menguasai ruhani kita. 

 

Rambut menjadi simbolik ritual haji. Namun sain modern kemudian melalui para ilmuwan menemukan analisis karakteristik mikroskopis terhadap sehelai rambut. 

 

Dalam sehelai rambut dapat diidentifikasi DNA pemiliknya, berapa usia pemiliknya, jenis kelamin, dan ras bahkan hingga sifat manusia yang terkandung di dalamnya. Sehelai rambut seperti hard disk eskternal berkemampuan merekam semua aspek biologis bukan saja kilo, mega, giga, tera, peta, exa, zetta, melampaui perhitungan itu semua.

 

Rukun keenam, Tertib. Tertib adalah mendahulukan yang dahulu dan mengemudiankan yang kemudian. Secara syari’at, perbuatan yang disebut tertib, jika dalam pelaksanaan rukun haji, rukun yang dahulu didahulukan, setelah itu rukun selanjutnya dilaksanakan. 

 

Namun, makna hakikat tertib sebagai mendahulukan yang dahulu adalah, mendahulukan berhakikat kepada Rasulullah Muhammad Saw sebagai ciptaan pertama (Awwal al-Khalq) yang dahulu ada, setelah itu kemudian kita berbuat, seperti mulai berbicara, berpendapat, dan sebagainya. Praktiknya, “pulang“, kemudian “pergi“. 

 

Yang pulang adalah ruhani kita dengan cara mengingat Rasulullah Saw yang dahulu ada di Baitullah, setelah itu hati, ucapan, dan perbuatan beramal sesuai petunjuk yang datang daripada Rasulullah Saw. Kuncinya, jangan terburu-buru dalam melakukan perbuatan apapun. Timbang rasa, rasa dipakai sebagai pertimbangan. Ingat (Zikir), kemudian berbuat. Inilah yang disebut tertib dalam setiap perbuatan.

Tags :
Kategori :

Terkait