Penyalaan lentera tersebut ditunjukkan untuk menghormati Sang Budha.
Oleh karena itu, Kaisar Ming dengan tegas memerintahkan seluruh kuil, rumah, maupun istana segera mengikuti nya dan menyalakan lentera pada malam ke-15 teraebut.
Pada awalnya ritual itu khusus dilakukan oleh penganut agama Budha.
Tetapi seiring waktu, kegiatan tersebut malah menjadi festival besar dan menjadi bagian dari tradisi masyarakat Tionghoa.
Sebagai Siasat yang Digunakan untuk Menipu Kaisar Giok
Untuk kisah ini diyakini bahwa perayaan Cap Go Meh bukan lah sebuah kegiatan atau ritual yang dilakukan oleh para biksu zaman Dinasti Han,
Tetapi sebuah siasat yang digunakan guna mengelabui Yu Huang Da Di atau dikenal dengan sebutan Kaisar Giok.
Kisah versi ini diceritakan bahwa burung bangau milik dari Kaisar Giok mati terbunuh oleh seorang penduduk desa.
Hal tersebut membuat Kaisar Giok akhirnya murka hingga berusaha membakar seluruh desa nya.
Namun, rencana tersebut berhasil digagalkan oleh seorang lelaki bijak.
Kemudian ia memerintahkan seluruh penduduk desa agar menyalakan serta menggantung lentera merah di depan rumah.
Alhasil, siasat tersebut berhasil menipu Kaisar Giok.
Cahaya dari pancaran lentera merah yang digantung tampak seperti api yang membara.
BACA JUGA:Sembilan Warga Binaan Dapat Remisi Khusus Imlek 2024
Sehingga ia berpikir bahwa desa tersebut telah hangus terbakar.
Maka sejak kejadian tersebut membuat masyarakat Tionghoa secara rutin menyalakan lentera pada hari ke-15 di bulan pertama dari kalender China.