Oleh Mahasiswa KKN Desa Kerantai 2025
MANUSIA adalah individu yang mempunyai karakter berbeda-beda. Pembentukan karakter setiap individu yang berbeda, mendorong terbentuknya generasi berkarakter yang dimulai dari lingkungan keluarga dan sekolah.
Lingkungan Sekolah dapat menjadi salah satu tempat pembentukan karakter yang didukung oleh kurikulum merdeka saat ini, yaitu membentuk karakter anak Pancasila. Pancasila sebagai karakter bangsa adalah sesuatu yang harus di capai dalam pembentukan karakter bangsa yang sesuai dengan Pancasila. Demi mencapai pembentukan karakter bangsa, diperlukan sebuah kegiatan untuk membangun karakter Pancasila yang berkaitan erat dengan kebiasaan baik.
Menurut (Wibowo, 2023) karakter suatu bangsa tercermin dari karakter atau jati diri masyarakat yang ada di dalamnya, maka peran pendidikan sangatlah penting bagi generasi penerus. Baik pendidikan yang bersifat formal maupun pendidikan yang bersifat informal sehingga karakter pribadi yang tercermin sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Generasi sekarang rentan goyah dalam mempertahankan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Sehingga harus memiliki pegangan atau landasan yang kuat dalam membentuk jati diri atau
karakter suatu bangsa dengan berpegangan dengan landasan Pancasila.
Dalam penerapan karakter Pancasila, guru bertindak sebagai fasilitator guna memberi contoh dan pengarahan dalam menerapkan pembiasaan baik sebagai dasar dalam pembentukan karakter baik secara lisan maupun tindakan sehingga mencerminkan karakter profil pelajar pancasila (Lubaba, 2022).
Menyadari hal ini, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mencanangkan gerakan 7 Kebiasaan Anak Hebat Indonesia sebagai fondasi pembentukan karakter. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dilakukan
program Supercamp “Anak Pancasila Itu Aku” yang mempunyai tema pembentukan Generasi Hebat dan Berbudaya.
Di SD Negeri 6 Sungaiselan, sebuah sekolah penggerak dengan visi “Beriman, Berprestasi, dan Berbudaya”, tantangan pembentukan karakter ini terasa nyata. Hasil observasi menunjukkan adanya kesenjangan antara visi sekolah dengan perilaku keseharian siswa, terutama dalam aspek sopan santun dan interaksi sosial.
Merespons kondisi ini, mahasiswa/i KKN UNMUH BABEL menghadirkan solusi kreatif melalui program Supercamp. Bagaimana kegiatan supercamp mengajarkan tujuh kebiasaan baik kepada anak-anak dalam waktu singkat namun memberikan dampak jangka panjang?
Mahasiswa/i KKN UNMUH BABEL menjawabnya melalui program Supercamp yang unik. Sebuah kegiatan menginap selama dua hari satu malam yang dirancang khusus untuk siswa kelas V dan VI SDN 6 Sungaiselan dengan total sampel 21 siswa. Program ini bukanlah sekedar kegiatan camping biasa.
Selama 24 jam penuh, para siswa menjalani rutinitas terstruktur yang mencerminkan tujuh kebiasaan baik, mulai dari bangun pagi hingga tidur malam, dalam suasana yang menyenangkan dan edukatif. Setiap momen didesain untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan membentuk karakter yang berakhlak mulia.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu, 1 Januari 2025 pada pukul 14.00 WIB di SDN 6 Sungaiselan dengan dihadiri oleh Bapak Jefri Andrian, S.Pd selaku Kepala Desa Kerantai. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini, dikarenakan kegiatan ini merupakan sesuatu yang baru dilaksanakan.
Dalam sambutannnya, beliau menyampaikan kepada para siswa “Silahkan ikuti kegiatan ini dengan tertib. Jangan main-main. Kalau diminta belajar, harus belajar. Karena dalam pendidikan, utamakan adab dahulu daripada ilmu. Percuma ilmu ada, tapi adab tidak ada”.
Sambutan ini kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama sekaligus simbol pembukaan kegiatan.
Setelah pembukaan dilakukan, siswa mengawali kegiatan supercamp dengan bersiap-siap melaksanakan solat ashar berjamaah di ruangan kelas II.
Kegiatan sholat ini berlangsung juga untuk sholat magrib, isya dan subuh. Setelah sholat anak-anak juga dibiasakan untuk mengaji. Kebiasaan beribadah dilakukan karena merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter positif pada anak yang bermanfaat untuk mendekatkan hubungan dengan tuhan, meningkatkan nilainilai etika, moral, spiritual, dan sosial, serta meningkatkan pemahaman tujuan
hidup dan arah yang bermakna.
Supercamp tentunya tidak hanya sampai disini saja, melainkan siswa juga diajarkan untuk melakukan kegiatan bermasyarakat yaitu gotong royong dengan memungut sampah di sepanjang bahu jalan desa. Kegiatan gotong royong ini dikemas dalam kegiatan hiking agar siswa sekaligus dapat menjelajahi dan lebih memperhatikan kebersihan alam.
Selanjutnya, pada pukul 20.30 WIB siswa diarahkan untuk menonton film Nusa Rara yang berjudul belajar dari lebah. Isi film tersebut juga menceritakan tentang adab ketika masuk dan berada di kamar mandi, serta untuk selalu berbuat kebaikan dan bersifat tanggung jawab. Dari kegiatan tersebut siswa diminta untuk merangkum hasil tontonan mereka dalam satu lembar kertas. Hal ini dilakukan untuk melatih daya ingat, pemahaman, dan nalar kritis siswa dalam memahami makna sebuah film.
Setelah satu jam waktu yang dihabiskan untuk menonton film sekarang sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB yang menandakan anak-anak harus istirahat atau tidur malam. Tidur malam tepat waktu merupakan kebiasaan baik untuk menjaga ketahanan tubuh, memulihkan mental dan emosional, menjaga keseimbangan antara aktivitas dan ketenangan, sehingga memotivasi untuk berkarya lebih produktif.
Tidur tepat waktu menjadikan waktu tidur yang optimal sehingga anak-anak akan lebih mudah untuk bangun pagi. Bangun pagi yang diawali dengan kegiatan sholat subuh dan tadarus. Sebelum melakukan aktivitas selanjutnya siswa tidak lupa untuk sarapan pagi terlebih dahulu, yaitu sarapan dengan roti dan susu.
Pada pukul 6.30 WIB siswa melakukan kegiatan penanaman bibit cabe yang di dampingi oleh mahasiswa KKN, hal ini dilakukan untuk mengajarkan dan pemberian materi kepada siswa bagaimana cara melestarikan tumbuhan.
Selanjutnya, pukul menunjukkan 07.30 WIB di mana para siswa melaksanakan senam sehat di halaman
alun-alun Desa Kerantai, senam yang dilakukan adalah salah satu senam yang diarahkan oleh kemendikdasmen yaitu senam Anak Indonesia Hebat. Senam sehat dilakukan agar siswa lebih perduli terhadap kesehatan mereka.
Kegiatan selanjutnya adalah outbound, outbound dilakukan dengan melewati beberapa rintangan yang telah disiapkan oleh mahasiswa KKN. Rintangan tersebut dapat berupa melangkahkan kaki ke bagian dalam ban. Lalu, anak-anak tiarap sambil melewati lorongan yang dibuat dengan ban motor.
Setelah itu, siswa memasuki jaringan yang dibuat dengan tali rapiah. Kegiatan outbound merupakan salah satu bentuk kegiatan edukatif yang menyenangkan. Kegiatan supercamp yang berlangsung selama 2 hari satu malam di SDN 6 Sungaiselan dapat dikatakan sebagai salah satu kegiatan pembentukan karakter anak pancasila yang dimana siswa mengalami langsung bagaimana menjalani hari dengan kebiasaan-kebiasaan positif.
Tujuh kebiasaan ini diharapkan dapat terlaksana setiap hari, berkelanjutan, hingga menjadi budaya, dan terinternalisasi menjadi karakter. Pengalaman intensif ini menjadi momentum penting bagi para
siswa untuk memulai perubahan perilaku yang akan mereka bawa pulang ke rumah.**
Kategori :