KORANBABELPOS.ID - Political Statistics (Polstat) Indonesia merilis survei terbaru yang menghasilkan kesimpulan bahwa semakin banyak warga yang menginginkan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung satu putaran saja.
Direktur Riset Polstat Indonesia Apna Permana mengatakan temuan dari survei itu merupakan hal yang menarik. Adapun survei tersebut dilakukan pada 4 Februari hingga 7 Februari 2024.
"Ternyata mayoritas responden 69,6 persen lebih setuju jika Pilpres 2024 berlangsung satu putaran saja," kata Apna dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia memaparkan hanya 19,2 persen responden yang berharap Pilpres dapat berlangsung dua putaran. Sementara sebanyak 11,2 persen responden mengaku tidak tahu alias tidak memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang disampaikan Polstat Indonesia.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Nyatakan Bahwa Ia Tidak Akan Kampanye Pemilu 2024
Menurutnya responden yang menginginkan Pilpres berlangsung satu putaran meningkat pada survei terbaru ini dibandingkan survei sebelumnya. Pada survei sebelumnya, Desember 2023, sebanyak 57,4 persen responden mengharapkan Pilpres berlangsung satu putaran.
Selain itu, survei tersebut juga menghasilkan kesimpulan bahwa mayoritas warga juga menolak wacana pemakzulan Presiden Jokowi karena hanya akan memperpanjang kegaduhan politik nasional.
Dia memaparkan 55,8 persen responden menyatakan tidak setuju alias menolak wacana pemakzulan tersebut, dan 20,9 persen responden yang setuju terhadap wacana pemakzulan Presiden Jokowi. Sementara menurutnya sebanyak 23,3 persen responden tidak dapat memberikan sikap terhadap wacana tersebut.
Dia mengatakan survei tersebut dilakukan di 34 provinsi di Republik Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden. Populasi survei ini menurutnya adalah penduduk Indonesia yang minimal sudah berusia 17 tahun dan memiliki E-KTP.
BACA JUGA:Perintah dan Penegasan Presiden Jokowi:TNI-Polri & BIN Netral!
Survei itu, kata dia, dilakukan diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling) dengan batas kesalahan (margin of error)+/- 2,83% dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.
"Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka langsung dengan responden berpedoman kuesioner," katanya.(ant)