Tidak hanya Indonesia, pantai-pantai yang berada di India, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Maladewa, Bangladesh, Somalia dan Kepulauan Cocos juga ikut terseret tsunami.
Akan tetapi, dari peristiwa tersebut Indonesia menjadi salah satu negara dengan dampak yang paling parah.
Lantaran, gempa yang memicu tsunami ini disebabkan adanya interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Dari adanya pergeseran batuan secara tiba-tiba tersebut telah memicu gempa yang disertai pelentingan batuan dan terjadi di bawah pulau atau di dasar laut.
Kemudian, dasar samudera yang naik ke palung Sunda telah mengubah serta menaikkan permukaan air laut ke atas.
Yang mana, akibatnya permukaan datar air laut di pantai barat Sumatera juga ikut terpengaruh dan sempat mengalami penurunan muka air laut.
Dari proses itulah yang membuat air laut bergoyang dan menimbulkan gelombang laut yang kini sering disebut dengan tsunami.
Gempa dan Tsunami Aceh dalam Kenangan
Mulai tahun 2005 hingga 2009, telah dilakukan proses rekontruksi dan rehabilitasi untuk pulihkan kembali kondisi Kota Aceh yang sebelumnya telah porak-poranda dihantam tsunami.
Selain itu, untuk mengenang bencana besar tersebut juga telah dibangung sebuah museum yang diberi nama, Museum Tsunami Aceh.
Museum tersebut dirancang oleh Ridwan Kamil yang bertindak sebagai arsiteknya. Kini, museum tersebut dijadikan sebagai situs mengenang dengan menyuguhkan diorama yang menggambarkan bagaimana saat peristiwa mengerikan tersebut terjadi.
Bahkan, di dalam museum tersebut juga terukir daftar panjang nama-nama korban peristiwa gempa dn tsunami Aceh di tahun 2004 silam.***