Itulah Indonesia!
***
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Indonesia Serentak sudah berhasil dilakukan. Dengan pola itu setidaknya format 5 tahun sekali sudah ada penghematan.
Namun, Pilkada masih jauh dari kata sempurna, iya. Masih perlu pembenahan disana-sini, juga iya. Menelan biaya besar, iya!
Tapi ingat! Itu 5 tahun sekali!
Jika memang Pilkada masih jorok, yah bersihkan. Kalau memang masih banyak kelemahan yah kuatkan. Kalau memang pemborosan, cari celah untuk penghematan.
Bukan dengan menyerahkan pemilihan kepala daerah ke anggota dewan yang notabane politisi itu. Bukankah kelakuan anggota dewan yang politisi itu sudah tergambar dari cerita seorang kawan yang bertanya tentang kawan temann ya politisi tadi?
Pertanyaannya, haruskah Pilkada langsung yang merupakan produk reformasi itu yang dikorbankan dengan sederet alasan yang salah satunya pemborosan? Bukankah soal yang sama ini sudah berkali-kali dibahas namun mentah?
Hal yang kadang tak habis pikir adalah, Ketika sudah menyentuh anggaran, maka anggaran Pemilu dan Pilkada yang dibahas?
Logikanya, kalaupun itu dianggap pemborosan, maka pemborosannya berarti untuk 5 tahun sekali demi aspirasi, demi demokrasi, demi suara rakyat langsung yang sebenarnya?
Di sisi lain, mengapa justru tidak pernah membahas soal anggaran DPRD Kota/Kabupaten, Provinsi, DPD, dan DPR RI terutama yang berhubungan dengan kunjungan-kunjungan keluar daerah atau keluar negeri sekalipun yang tiap tahun saja menyentuh di angka berapa, yang hasilnya juga entah untuk siapa?
Sekiranya diadakan referendum, anggaran mana yang meski dipangkas? Tentu semua sudah tahu rakyat akan menjawab apa dan mana?
Kalau sekiranya para politisi negeri ini memang ikhlas mau berbuat dalam rangka penghematan anggaran, mengapa tidak dimulai saja dari Gerakan:
Anggota dan Pimpinan Dewan Tanpa Dinas Luar Selama 5 tahun!
Kepala Dinas Tanpa Dinas Luar 5 Tahun!
Kepala Daerah Tanpa Dinas Luar 5 Tahun!***