MENTOK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), meminta warga untuk sementara waktu menghindari aktivitas di Sungai Butun, Kecamatan Kelapa, untuk mencegah kemungkinan diserang buaya.
"Tewasnya seorang nelayan pencari udang dua hari lalu perlu menjadi perhatian kita semua dengan meningkatkan kewaspadaan dan lebih baik menghindari aktivitas di sungai tersebut sebagai bentuk pencegahan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Bangka Barat Bastomi di Mentok, Jumat.
Menurut dia, kejadian nelayan diterkam buaya di Sungai Butun merupakan salah satu kejadian konflik antara buaya dengan manusia dan ini baru pertama kali terjadi.
Ia mengatakan saat ini sudah memasuki musim penghujan dan kemungkinan kejadian itu ada kaitannya dengan musim kawin buaya dan bertelur buaya.
"Pada saat musim kawin atau bertelur, biasanya buaya menjadi agresif. Untuk itu kami mengimbau agar nelayan tidak mencari udang atau ikan di daerah itu. Lebih baik jangan turun dahulu karena rawan sekali," katanya.
Menurut Bastomi, Sungai Butun diperkirakan menjadi habitat buaya karena pada pencarian korban nelayan yang hilang beberapa hari lalu, para petugas menemukan sejumlah buaya sepanjang sungai tersebut.
Selain menunda aktivitas mencari ikan dan udang di sungai tersebut, warga juga disarankan untuk tidak beraktivitas di Sungai Butun, tidak memelihara ternak di tepi sungai, dan tidak membuang bangkai binatang atau sampah ke sungai. "Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah buaya semakin agresif," katanya.
Hal ini dikatakan Bastomi untuk mencegah kemungkinan terjadinya konflik antara manusia dengan buaya di sepanjang Sungai Butun. Beberapa hari lalu (Minggu,17/11) seorang nelayan pencari udang bernama Jaka (65) hilang di sungai tersebut.
Pada proses pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan, yang terdiri dari Kantor SAR Pangkalpinang, SAR Unit Mentok, BPBD Bangka Barat, TNI-Polri, dan warga setempat, jasad korban ditemukan dalam kondisi tidak utuh dan diperkirakan korban meninggal karena diserang buaya. (ant)