Kasus Keracunan MBG, DPR Desak Evaluasi, Termasuk di Belitung Timur
Bupati Beltim Saat Meninjau MBG.-screnshot-
PROGRAM unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG) terus jadi sorotan.
--------------
PASALNYA, muncul serangkaian kasus keracunan massal di berbagai daerah.
Ketua DPR RI Puan Maharani mendesak adanya evaluasi menyeluruh, mulai dari dapur hingga distribusi makanan.
“Evaluasi itu harus dilakukan secara total. Kami akan awasi langsung di dapur-dapur MBG untuk melihat hulunya, apakah masalahnya ada di dapur atau di sekolah,” tegas Puan.
Puan menegaskan agar semua pihak tidak saling menyalahkan. Menurutnya, yang lebih penting adalah perbaikan sistem agar kasus serupa tidak terulang.
MBG Prioritas Pemerintah
MBG memang menjadi prioritas pemerintah, tapi realitanya sejak Januari hingga September 2025 tercatat 5.626 kasus keracunan di 17 provinsi. Termasuk di Bangka Belitung (Babel), khususnya di Belitung Timur (Beltim).
Waspadai Makanan Basi
Dietisien RSA UGM, Leiyla Elvizahro, menekankan pentingnya mendeteksi makanan basi. Ada tanda-tanda makanan yang sudah basi atau tidak higienis. Menurutnya, nasi, mie, hingga lontong sangat rentan basi jika disimpan di suhu ruang.
“Tanda-tandanya jelas: berbau asam, berlendir, atau muncul jamur. Biasakan mencium aroma makanan sebelum dikonsumsi,” katanya.
Kondisi ini makin dilematis karena alokasi transfer ke daerah dipangkas dari Rp864,1 triliun (APBN 2025) menjadi Rp650 triliun dalam RAPBN 2026. Dengan anggaran makin terbatas, tantangan menjaga kualitas MBG semakin berat.
Afa: Tak Boleh Keracunan Lagi
Sementara itu, untuk kasus di Beltim, kasus keracunan lauk MBG terbukti disebabkan bakteri Salmonella. Terkait ini, Bupati Beltim, Kamarudin Muten alias Afa menegaskan tidak boleh ada lagi insiden serupa terjadi di wilayahnya.