Semangat Jamaah Tak Surut di Mina, Nafar Awal atau Nafar Tsani

Semangat Jamaah Lempar Jumrah.-screnshot-
JAMARAT, Mina, terus didatangi para jamaah haji dari berbagai belahan dunia. Tak pernah sepi setiap saat. Mereka melaksanakan lontar jumrah selama hari tasyrik.
-----------------
BAGI yang memilih nafar awal akan mengakhiri Minggu, 8 Juni 2025. Sementara yang mengambil nafar tsani akan melontar jumrah hingga Senin, 9 Juni 2025. Mayoritas jamaah haji Indonesia biasanya memilih nafar awal.
Namun, ada pula yang tetap memilih nafar tsani. Seperti Ibrahim Ahmad, jamaah haji dari Kloter 02 Embarkasi Aceh (BJT 02).
“Masih semangat. Lanjut sampai nafar tsani, Senin terakhir ya,” ungkap lelaki asal Aceh Timur itu saat ditemui seusai lontar jumrah di tugu setan aqobah, Sabtu malam, waktu Arab Saudi, 7 Juni 2025.
Bagi Ibrahim, spirit rangkaian ibadah haji harus dibawa hingga ke tanah air. Termasuk lontar jumrah yang dimaknainya sebagai semangat melawan keburukan sifat-sifat yang ada di dalam diri.
“Semua kebiasaan buruk yang didorong hawa nafsu harus dihilangkan. Itu kan yang bisa dimaknai dari kisah Nabi Ibrahim melawan setan,” tambah lelaki 55 tahun itu.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa lempar jumrah bukan sekadar ritual melempar batu ke jamarat, tetapi merupakan simbol pengusiran sifat-sifat buruk dalam diri.
“Ini kan mengikuti teladan Nabi Ibrahim. Jadi, ini adalah peristiwa simbolik untuk melempar dan mengusir setan. Termasuk setan di sini adalah nafsu kita sendiri,” ujar Menag di depan Jamarat.
Ia menjelaskan bahwa makna terdalam dari lempar jumrah adalah proses penyucian diri. Ia mengajak jemaah haji Indonesia untuk menjadikan momen ini sebagai saat mengintrospeksi diri dan melepaskan berbagai sifat buruk yang selama ini membelenggu.
“Makna pelemparan jumrah adalah tentang mengusir segala bentuk godaan dan sifat buruk dalam diri kita, keserakahan, amarah, pelit, suka memfitnah, berbohong, dan mencela orang lain. Tinggalkan semua itu di sini, kuburkan sifat-sifat buruk itu di sini,” ucapnya.
Menag juga mengimbau jemaah haji Indonesia untuk mengisi sisa waktu di tanah suci dengan memperbanyak ibadah, doa, dan syukur.
“Yang harus kita bawa pulang ke tanah air adalah jiwa yang kembali suci, kembali ke fitrah. Insya Allah, itu yang akan menyelamatkan kita,” pesannya.
Untuk pelaksanaan lempar jumrah, Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Harun mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia untuk mematuhi ketentuan waktu pelaksanaan lempar jumrah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi, yakni mulai pukul 07.00 WAS hingga 10.00 WAS.