Gunung Berapi Fuego Guatemala 'Batuk', Sudah 700 Orang Dievakuasi

Gunung Fuego Guatemala yang Batuk-Batuk.-screnshot-
GUNUNG berapi Fuego di Guatemala menyemburkan abu setinggi bermil-mil ke udara pada hari Jumat, 6 Juni 2025.
----------------
PIHAK berwenang mengatakan mereka telah mengevakuasi lebih dari 700 orang dari rumah mereka sebagai tindakan pencegahan. Dan kini pada akhirnya dinyatakan bahwa letusan berakhir setelah sekitar 30 jam aktivitas intens.
Sebelumnya pada hari itu, badan seismologi INSIVUMEH melaporkan bahwa aliran lava terbentuk di sekitar kawah gunung berapi. Terletak sekitar 18 km (11 mil) dari pusat kota Antigua Guatemala, sementara beberapa kolom abu mencapai sekitar 5 km ke udara.
Badan bencana CONRED mengatakan mereka telah mengevakuasi lebih dari 700 orang dari daerah sekitar Escuintla, Sacatepequez dan Chimaltenango sebagai tindakan pencegahan. Dilansir dari laporan Reuters, keluarga-keluarga setempat, banyak yang memiliki anak kecil, menghabiskan malam di dipan berkemah hijau di tempat penampungan terdekat.
Olga Lopez, yang dievakuasi dari kota El Porvenir, mengatakan kepada Reuters bahwa dia merasa penting untuk memprioritaskan keselamatan orang-orang.
"Terkadang saat kita tumbuh dewasa, kita bisa menjadi keras kepala dan tidak ingin pergi karena hal-hal materi seperti rumah kita, tetapi melindungi kehidupan anak-anak kita lebih penting," katanya.
Aktivitas di gunung berapi tersebut meningkat sejak Rabu sore, tetapi pada tengah hari (1800 GMT) pada hari Jumat, 6 Juni 2025 INSIVUMEH mengatakan bahwa mereka menganggap letusan yang dimulai sekitar 30 jam sebelumnya telah berakhir.
Badan tersebut mengatakan bahwa karena rekaman kamera tidak lagi menunjukkan lava yang menyembur atau denyutan di tanah, dan karena tidak ada lagi sejumlah besar abu yang melayang di atmosfer.
"Mungkin letusan yang dimulai pada tanggal 4 Juni telah berakhir," ungkapnya.
Ini terjadi setelah sekitar 30 jam kepulan asap, aliran lava, dan gelombang turun aliran piroklastik, tambahnya.
Gunung berapi Fuego dikenal karena aktivitasnya yang sering.
Pada bulan Juni 2018, letusannya yang paling dahsyat dalam sekitar empat dekade menewaskan lebih dari 200 orang.
Kira-kira seukuran negara bagian Tennessee di AS, negara Amerika Tengah ini merupakan rumah bagi 37 gunung berapi, meskipun banyak di antaranya dianggap tidak aktif atau punah.***