Karena Sering Mau Take Over Asing, Keuangan Dunia Kini Terkunci

Safari Ans-screnshot-

Oleh: Safari Ans

wartawan Senior dan Salah Satu Pejuang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

 

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump (periode pertama sebelum Joe Biden) sampai dua kali meminta Ratu Elizabeth II Inggris sebagai Ketua The Committee 300 (ketika masih hidup) agar rekening induk di Federal Reserve (FED) dicairkan. 

--------------------

KARENA didalamnya ada uang Donald Trump bersama 300 raja dan konglomerat dunia lainnya. Jawaban sang Ratu sama; hanya orang Indonesia yang bisa melakukannya. Bahkan Bos Pentagon datang ke Presiden Indonesia akhir tahun lalu (waktu itu masih Joko Widodo) untuk meminta dipertemukan dengan orang Indonesia yang bisa mencairkan aset AS di Wells Fargo bernilai ratusan triliun dollar AS. Juga tak menemukan jawabannya. 

Rencana pengambilalihan (take over) aset Nusantara yang tersimpan dalam perbankan sudah lama direncanakan dan berjalan hingga kini. Dan dilakukan berkali-kali. 

Pertama, dilakukan tahun 1965 seiring dijatuhkannya Soekarno selaku Presiden RI, setelah upaya pembunuhan beberapa kali di tanah air, gagal. 

Kedua, dengan menokohkan Dr Ray C Dam (seorang ilmuwan) sebagai ahli sistem yang dibangun Soekarno, juga gagal. 

Ketiga, World Bank Group bersama IMF menokohkan King Anthony Santiago Marthin (King ASM) sebagai pengganti Soekarno pada periode 2007-2017. Juga gagal. King ASM mengundurkan diri dari permainan ini pada Februari 2017. 

Keempat, sekitar lima tahun lalu, Kejaksaan Agung Amerika Serikat setuju take over aset Nusantara oleh kelompok Rothschild. Juga gagal. 

Kini M1 (Soekarno) kunci total seluruh aset dunia yang berhubungan dengan aset Nusantara sejak Oktober 2024 lalu. Kini dunia mati suri. Seluruh negara di dunia kesulitan likuiditas. Terpaksa melakukan efisiensi di segala bidang. Sepertinya Indonesia terkena dampaknya. (catatan penulis artikel ini, Red).

David E Robinson dalam bukunya “The Knights Templar, History of World Banking From an Asean Perspective” membenarkan upaya take over aset Nusantara itu. “How it has been used since 1965 when the banking cartel took control and hijacked it all”. Ia menjelaskan, bahwa kondisi itu terjadi ketika Bank Vatikan sedang memainkan peran penting aset Nusantara bersama Bank of England (BOE) dibawah pimpinan Rothschirlds, Bank International for Settlement (BIS), dan Federal Reserve Bank (FED).

Cara kerja mereka menurut David, setiap pendanaan makro yang ada dalam sistem perbankan BOE, FED, dan BIS harus ditandai. Bank Vatikan bertugas sebagai pemilihara catatan tidak resmi dan mempunyai peran yang besar dalam permainan ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan