Harapan Baru untuk Bangka Belitung di Bawah Kepemimpinan Hidayat Arsani dan Hellyana

Randi Syafutra-Dok Pribadi-

Oleh Randi Syafutra

Dosen Prodi KSDA Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

& Pengurus FORDAS Bangka Belitung 

 

Pelantikan Hidayat Arsani dan Hellyana sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bangka Belitung (Babel) periode 2025-2030 menandai babak baru dalam perjalanan provinsi kepulauan ini. Dengan dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Istana Negara pada 26 Maret 2025, harapan besar tersemat di pundak mereka untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi Babel.

 

Masyarakat Babel tentunya memiliki ekspektasi tinggi terhadap kepemimpinan mereka, mengingat tantangan yang dihadapi provinsi ini tidaklah ringan. Infrastruktur yang masih tertinggal, pengelolaan sumber daya alam yang belum optimal, serta permasalahan lingkungan akibat eksploitasi timah menjadi isu-isu utama yang membutuhkan perhatian serius. Ditambah dengan tantangan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta diversifikasi ekonomi, pasangan ini dihadapkan pada tugas besar untuk mewujudkan Babel yang lebih maju, berdaya saing, dan sejahtera.

 

Salah satu isu krusial yang memerlukan perhatian khusus adalah infrastruktur. Babel, sebagai provinsi kepulauan, memiliki tantangan tersendiri dalam konektivitas antarwilayah. Jalan yang belum merata kualitasnya, pelabuhan yang masih membutuhkan modernisasi, serta bandara yang harus ditingkatkan kapasitasnya merupakan pekerjaan rumah yang harus segera ditangani. Ketersediaan infrastruktur dasar seperti air bersih dan sanitasi juga perlu diperbaiki, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang masih minim akses terhadap fasilitas dasar tersebut.

 

Selain itu, pengelolaan sumber daya alam, terutama timah, menjadi sorotan utama. Babel dikenal sebagai salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia, namun tata kelola pertambangan yang masih jauh dari ideal sering kali menjadi sumber permasalahan lingkungan dan sosial. Eksploitasi yang berlebihan menyebabkan degradasi lingkungan, pencemaran air, serta ancaman bagi ekosistem pesisir dan laut. Oleh karena itu, di bawah kepemimpinan Hidayat Arsani dan Hellyana, diharapkan adanya regulasi yang lebih ketat dan berorientasi pada keberlanjutan dalam pengelolaan pertambangan timah. 

 

Diversifikasi ekonomi juga harus didorong agar Babel tidak hanya bergantung pada sektor tambang, melainkan juga mengembangkan sektor-sektor lain seperti pariwisata dan pertanian yang berkelanjutan.

Dalam aspek sumber daya manusia, tantangan utama adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja bagi generasi muda Babel. Meskipun tingkat partisipasi pendidikan mengalami peningkatan, kualitasnya masih perlu diperbaiki. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan