Bangun Kampung Dengan: BANK DESA

Safari Ans-Dok Pribadi-

Oleh: Safari Ans

Wartawan Senior dan Salah Satu Tokoh Pejuang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 

 

"DESA merupakan pilar terakhir masyarakat Indonesia. Jika desa makmur, dijamin negara dan bangsa Indonesia makmur. Tetapi sebaliknya, seringkali ekonomi nasional buruk, desa justru sering biasa-biasa saja. Karena masyarakat desa terbiasa  hidup mandiri. Sering kali mereka tidak butuh apapun dari negara. Sandang pangan mereka hidup dari alam."

 

BANK Desa memiliki karakter tersendiri. Ia beroperasi antara Kantor Pusat di Jakarta dan Kantor Unit di setiap desa di seluruh Indonesia. Tidak ada kantor wilayah, tidak ada kantor cabang. Sistem kerjanya full digital dan full online. Pemberian kredit pun diarahkan ke sektor produktif tanpa bunga. Prinsip kerja pemberian pinjaman lebih mengutamakan pola bagi hasil. Ķarenanya, Bank Desa sebaiknya milik negara. Karena ekonomi pedesaan menjadi penunjang utama ekonomi nasional sekaligus mampu menekan inflasi. Karena ekonomi desa lebih stabil daripada ekonomi perkotaan dan bersifat mandiri tidak tergantung sepenuhnya pada supply and demand.

 

Modal Seribu Triliun

Jumlah penduduk Indonesia sebesar 270 juta jiwa, di mana 43% tinggal di desa (BPS, 2020), dan sekitar 30,1%-nya adalah usia anak (di bawah usia 18 tahun), maka mereka akan menjadi modal besar dalam pencapaian kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan nasional, termasuk SDGs (Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).

Berdasarkan data BPS tahun 2024, terdapat 84.276 wilayah administrasi setingkat desa di Indonesia, yang terdiri dari 75.753 desa, 8.486 kelurahan, dan 37 UPT/SPT (Unit Permukiman Transmigrasi/Satuan Permukiman Transmigrasi). Dalam bahasa lain, jumlah desa di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 75.753 desa. Jumlah ini merupakan bagian dari 84.276 wilayah administrasi pemerintah setingkat desa. Kita sepakati saja bahwa desa yang disasar ada 85.276 desa itu. Artinya kantor unit Bank Desa nanti akan ada di sejumlah desa itu.

Andaikan setiap kantor unit Bank Desa diberi modal kerja Rp 10 miliar. Maka dibutuhkan anggaran Rp 853 triliun. Sebut saja angka Rp 1.000 triliun untuk kegiatan secara keseluruhan untuk operasional kantor pusat dan seluruh kantor unit desa. Jika ada Tabungan Bangsa yang ditulis pada harian ini (Babel Pos edisi 12 Maret 2025) hingga mencapai Rp 1.267.200 triliun, modal pendirian Bank Desa bukan masalah.

Bank Desa beroperasi seperti layaknya bank saat ini. Ada tabungan rakyat, dan pemberian kredit atau pinjaman untuk penduduk desa. Umumnya penduduk desa, butuh biaya untuk membeli pupuk, pakan ternak, dan lainnya. Biaya distribusi barang, biaya pendidikan anak-anaknya dan usaha lainnya. Desa juga berkembang kegiatan ekonomi sejalan dengan tuntutan zaman.

 

Kredit Aspek Produktif

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan