Ramadhan Ala Gen - Z

Rio Setiadi--

Oleh: Rio Setiady, ST 

KEHADIRAN bulan yang mulia ini menjadi sebuah momentum yang sangat tepat bagi bangkitnya semangat beragama para anak muda atau generasi Z yang lahir pada rentang 1995 - 2010. 

---------------

DIMANA kita ketahui Gen Z seringkali dominan diidentikkan dengan perilaku dari sebuah kelompok masyarakat yang sering menjadi sorotan, terutama dengan perilaku-perilaku negatif, tak mau ribet, dan punya aturan sendiri. 

Gen Z adalah generasi yang tumbuh di dunia yang serba digital dan canggih, sebagian besar dari mereka juga telah bermain dengan gadget milik orang tua sejak kecil. Rata-rata Gen Z sudah memiliki ponsel pertama mereka pada usia 10 tahun. Jadi, tidak aneh jika mereka tech-savvy  dan begitu lengket dengan gadget, bahkan dapat menghabiskan waktu setidaknya 3 jam sehari di depan layar. 

Namun, hal tersebut tentunya membuat Gen Z memiliki ketergantungan pada teknologi, gadget, dan aktivitas di media sosial. Mereka sangat memprioritaskan popularitas, jumlah followers, dan jumlah likes. Ketergantungan ini juga membuat mereka suka dengan hasil yang cepat dan instan, selalu terburu-buru, dan keras kepala. Meskipun Gen Z menyukai tantangan, namun mereka juga haus akan pujian. 

Oleh sebab itu datangnya bulan Ramadhan tak boleh dilewatkan begitu saja oleh anak anak muda kita, mereka harus mengambil bagian mengisi kegiatan-kegiatan Ramadhan dengan aktivitas yang bernilai ibadah sebagaimana yang telah disyariatkan. 

Di antara aktivitas yang dapat dilakukan oleh generasi milenial agar Ramadhan ini menjadi momentum bangkitnya semangat dalam beragama yakni: 

Pertama, Gen Z dapat menjadi orang yang paling utama dan berperan dalam mengisi kegiatan-kegiatan di masjid atau musholla. Sudah bukan zamannya lagi masjid atau musholla aktivitasnya hanya diisi oleh para orang-orang yang sudah lanjut usia atau hanya yang dewasa, Mereka harus memiliki peran sentral menjadikan masjid dan musholla sebagai pusat peradaban dengan aktivitas ibadah mulai dengan tarawih, tadarus, ngaji kitab dan aktivitas ibadah lainnya. 

Kedua, di era pesatnya perkembangan teknologi informasi generasi Z harus mampu menangkapnya sebagai peluang dalam mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya terutama berjihad di media sosial dengan membuat konten-konten yang positif sebagai media syiar dakwah Islam yang rahmatal lil alamin. Sudah saatnya milenial mengisi ruang-ruang interaksi media sosial dengan konten-konten positif sebagai media dakwah yang bernilai ibadah dan pahala. 

Ketiga, momentum Ramadan ini juga dapat dijadikan generasi Z sebagai bangkitnya semangat tholabul Ilmi atau mengkaji ilmu-ilmu agama. Mereka dapat mensosialisasikan muatan moderasi beragama di kalangan masyarakat agar tercipta kehidupan yang harmonis, damai dan rukun. 

Yang dapat menampilkan Islam rahmatan lil alamin dan mampu membaur dalam setiap suku bangsa dan ras atau agama. Iya kan jadi perekat hubungan kemanusiaan dengan orang lain tanpa membeda-bedakan dan memecah belah. 

Semoga hadirnya Ramadhan ini menjadi refleksi bagi generasi muda sebagai momentum bangkitnya semangat dalam beragama dan kita semua mampu menjadikan Ramadhan ini lebih baik dari tahun sebelumnya baik dari kuantitas maupun kualitas ibadah kita. 

Lebih-lebih para gen Z dapat menjadikan Ramadhan ini sebagai ikhtiar agar menjadi salah satu golongan manusia sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dari Allah pada hari dimana tak ada naungan kecuali naungan-Nya yakni “seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya”. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan