Generasi Manis, Masa Depan Pahit: Ketika Diabetes Menjadi Tren Baru
Adinda.-Dok Pribadi-
Oleh Adinda
Program Studi D3 Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
Diabetes melitus sering disebut sebagai “penyakit orang tua”, padahal kenyataannya sudah tidak relevan lagi. Saat ini, semakin banyak anak muda yang terdiagnosis diabetes, bahkan di usia belasan hingga awal 20-an. Hal ini membuat diabetes tidak lagi bisa dipandang sebagai penyakit yang datang di masa tua, tetapi ancaman nyata yang bisa menghampiri siapa saja.
Perubahan gaya hidup modern menjadi salah satu penyebab utama. Minuman manis kekinian, makanan cepat saji, begadang dengan camilan instan, hingga kebiasaan duduk terlalu lama membuat risiko diabetes semakin tinggi. Ironisnya, banyak anak muda masih menganggap dirinya kebal karena merasa tubuhnya kuat dan masih muda. Padahal, justru di usia produktif inilah pola hidup tidak sehat mulai menumpuk dan diam-diam merusak tubuh.
ata kesehatan global bahkan menunjukkan tren peningkatan kasus diabetes melitus setiap tahunnya, dan Indonesia termasuk negara dengan jumlah penderita yang terus melonjak. Faktor risiko terbesar datang dari pola makan tinggi gula, rendah serat, serta kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, gaya hidup serba instan dan teknologi yang membuat orang semakin malas bergerak ikut memperparah situasi.
Fenomena ini perlu mendapatkan perhatian lebih. Jika dibiarkan, generasi yang seharusnya menjadi motor penggerak bangsa justru bisa terjebak dalam masa depan yang pahit akibat diabetes melitus.
Menurut data kesehatan terbaru, jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Ironisnya, banyak yang masih menganggap penyakit ini hanya ancaman di usia lanjut. Padahal, tren saat ini justru menunjukkan generasi muda yang paling rentan.
Masalah lain yang tidak kalah penting adalah kurangnya kesadaran masyarakat. Karna banyak anak muda berpikir bahwa diabetes hanya menyerang orang tua atau mereka yang memiliki riwayat keluarga. Padahal, tanpa disadari, pola hidup sehari-hari sudah menjadi “tabungan penyakit” yang sewaktu-waktu bisa muncul.