Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Menteri Ganti, Kurikulum Ikut: Kapan Pendidikan Indonesia Berhenti Jadi Kelinci Percobaan?

Yanto.-Dok Pribadi-

 

Kedua, kurikulum harus dirancang oleh tim ahli yang independen dan kompeten, bukan oleh tim yang ditunjuk secara korup. Tim ini harus melakukan riset mendalam, studi banding, dan uji coba sebelum mengimplementasikan kurikulum secara nasional. Pengalaman dengan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa implementasi yang tergesa-gesa tanpa persiapan yang matang hanya akan menimbulkan masalah di lapangan. 

 

Banyak guru yang merasa kebingungan dan kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut karena kurangnya pelatihan dan pemahaman yang memadai. Evaluasi berkala juga harus dilakukan untuk memastikan kurikulum tetap relevan dan efektif.

 

Ketiga, pemerintah harus fokus pada peningkatan kualitas guru melalui pelatihan yang berkelanjutan, sertifikasi yang ketat, dan insentif yang menarik. Guru adalah ujung tombak pendidikan. Tanpa guru yang berkualitas, seburuk apa pun kurikulum, hasilnya tidak akan optimal. 

 

Sebagai seorang guru, saya merasakan betul bahwa pelatihan yang kami terima sering kali tidak relevan dengan kebutuhan kami di lapangan. Kami membutuhkan pelatihan yang lebih praktis dan aplikatif, yang dapat membantu kami mengatasi tantangan dalam mengajar.

 

Keempat, pemerintah harus memastikan pemerataan akses pendidikan yang berkualitas di seluruh pelosok negeri. Infrastruktur pendidikan yang memadai, fasilitas yang lengkap, dan teknologi yang terjangkau adalah prasyarat untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

 

Sudah saatnya kita menghentikan kebodohan gonta-ganti kurikulum yang kontraproduktif ini. Pendidikan adalah investasi jangka panjang, bukan mainan politik jangka pendek. Mari kita bangun pendidikan Indonesia yang stabil, berkualitas, dan berkelanjutan, demi masa depan generasi penerus bangsa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan