Festival Mooncake Diharap Meningkatkan Kunjungan Wisatawan
Festival Mooncake Diharap Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.-Yudi Ardi Karya-
SUNGAILIAT - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikenal memiliki berbagai keragaman suku dan budaya.
Selain tradisi perayaan penting dalam budaya Tionghoa selain Festival 7 Ngiat Fan atau tradisi Sembayang Rebut, ada pula tradisi Moon Cake Festival atau Festival Kue Bulan.
Puri Tri Agung Sungailiat menggelar perayaan tradisi Festival Kue Bulan atau Moon Cake tahun 2025 Minggu malam (5/10/2025).
Sejak sore hari, masyarakat Sungailiat, Rebo sekitarnya berdatangan ke Puri Tri Agung Sungailiat untuk menghadiri perayaan tradisi Festival Kue Bulan atau Moon Cake tahun 2025.
Festival Kue Bulan atau Moon Cake 2025 dimeriahkan penampilan atraksi barongsai Guang Sheng Viraha Shukhavati, wushu Ronin, juga dimeriahkan artis Mandarin dari Luar Bangka Belitung yakni Calvina dan Vhien.
Ketua Pelaksana Festival Kue Bulan atau Festival Moon Cake 2025, Then Yohanes mengatakan, tradisi Kue Bulan, merupakan tradisi turun temurun Etnis Tionghoa di Bangka Belitung sejak lama.
Festival Kue Bulan, atau yang lebih dikenal dengan Festival Pertengahan Musim Gugur, menjadi tradisi turun temurun bagi etnis Tionghoa di Provinsi Bangka Belitung. Tradisi ini menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan, kebersamaan, dan menghargai leluhur.
"Salah satu tempat yang ramai dikunjungi masyarakat etnis Tionghoa adalah Puri Tri Agung, Sungailiat, Bangka, Mereka datang untuk merayakan Festival Kue Bulan sembari melakukan sembahyang kepada Dewi Bulan." ujar Then Yohanes kepada wartawan di Puri Tri Agung Sungailiat, Minggu malam (5/10/2025).
Dikatakannya, festival ini merupakan momen penting bagi masyarakat etnis Tionghoa untuk berkumpul bersama keluarga dan merayakan kebersamaan saat bulan bersinar terang, setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Cina.
Perayaan ini diutarakanya ditandai dengan berbagai kegiatan, seperti menikmati kue bulan, martabak, minum teh Fu Fa dan teh Jebus. "Kue bulan menjadi hidangan wajib dalam perayaan ini. Untuk itu, kami siapkan ribuan kue bulan dengan berbagai varian dibagikan gratis kepada masyarakat," ujarnya.
Selain itu, pertunjukan dan atraksi budaya seperti barongsai dan atraksi naga lion semakin memeriahkan festival tersebut.
"Saya berharap agar perekonomian lebih baik dan masyarakat lebih damai, serta penuh harapan untuk menyambut bulan terang supaya lebih damai," ucapnya Sembari menambahkan festival ini menjadi tradisi leluhur yang harus terus dilestarikan.
Sementara itu, Staf Ahli Bupati Bangka bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, Boy Yandra mengatakan festival kue bulan salah satu khazanah budaya Tionghoa di pulau Bangka sejak dulu. Festival ini merupakan perayaan tradisional tionghoa yang jatuh pada hari ke- 15, bulan kedelapan penanggalan imlek.
"Bertepatan musim gugur, pada malam hari, bulan akan terlihat bulat melambangkan kesatuan dan kemarmonisan keluarga." kata Boy Yandra.