Tambang Ilegal Ancam Pasokan Listrik
Tambang Ilegal Ancam Pasokan Listrik.-Antara-
KOBA - DPRD Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyoroti maraknya aktivitas penambangan bijih timah ilegal di kawasan Merbuk, Kenari, dan Pungguk yang dinilai berpotensi merusak lingkungan serta mengancam pasokan listrik bagi masyarakat.
Ketua DPRD Bangka Tengah Batianus di Koba, Kamis, mengatakan aktivitas tambang di sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV harus segera dihentikan karena jaraknya kini hanya sekitar 116 meter dari jaringan listrik.
“Jika SUTT ini tumbang, seluruh wilayah Koba bisa kehilangan pasokan listrik dan ini menyangkut kepentingan masyarakat luas,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, kebisingan mesin tambang dan potensi kerusakan alam juga menimbulkan keresahan bagi warga sekitar. "Penambang bijih timah harus menjaga ketenangan lingkungan dan tidak mengganggu masyarakat lokal,” katanya.
Batianus meminta pemerintah daerah dan PT Timah memfasilitasi rembuk antara kelurahan dan desa guna membahas kompensasi serta penataan aktivitas tambang. “Warga sekitar harus dilibatkan dan diberdayakan agar mendapat manfaat ekonomi yang jelas,” ujarnya.
Menurut dia, penataan kegiatan tambang perlu diiringi dengan pendataan penambang agar aktivitas di lapangan terkontrol dan tidak menimbulkan konflik sosial. "Ketika regulasi sudah jelas, penambang juga harus terdaftar. Ini penting untuk menjaga ketertiban,” katanya.
Batianus menegaskan, pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum harus menindak tegas penambangan tanpa izin, terutama yang berada di zona terlarang seperti dekat jaringan listrik dan kawasan pemukiman. "Langkah tegas perlu diambil agar tidak menimbulkan kerugian lebih besar,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk berperan aktif mengawasi kegiatan penambangan di sekitar wilayahnya. Warga bisa melaporkan aktivitas yang mencurigakan agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan.
Menurut dia, aktivitas tambang yang tidak terkendali bukan hanya berisiko pada infrastruktur dan lingkungan, tetapi juga dapat menimbulkan konflik sosial antarpenambang lokal dan pendatang. “Kasihan masyarakat lokal kalau pendatang seenaknya menambang, sementara dampaknya dirasakan warga setempat,” ujarnya. (ant)