BERBICARA krisis iklim secara mendalam belum menjadi konsumsi publik di Babel, apalagi peran PMI Babel dalam mitigasi krisis iklim. Krisis iklim yang detail memiliki proses dan dampak yang luar biasa bagi kehidupan, bukan sekedar bencana kekeringan, angin puting beliung, banjir yang biasa kita lihat di Babel.
Oleh Tri Harmoko, Wartawan Babel Pos
Aksi mitigasi krisis iklim yang melibatkan peran Palang Merah Indonesia (PMI), terlebih PMI Babel terkesan sangatlah minim diketahui publik. Padahal, dampak krisis iklim yang terus terjadi dalam beberapa dekade telah dirasakan bagi kehidupan Babel dan ada peran besar PMI Babel di dalamnya.
Bagaimana posisi PMI Babel saat ini dalam perannya ikut menanggulangi krisis iklim? Kita akan melirik sejenak ke belakang dengan melihat sedikit apa itu krisis iklim.
Krisis iklim adalah istilah yang menggambarkan pemanasan global, perubahan iklim, dan dampaknya. Istilah ini digunakan untuk mendesak mitigasi perubahan iklim yang lebih agresif.
Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca yang terjadi secara konsisten dan bertahap dalam jangka waktu yang panjang. Perubahan iklim ini dapat disebabkan oleh berbagai kerusakan alam yang saling berhubungan.
Kalau di Babel, sebenarnya tanda-tanda krisis iklim secara nyata telah terlihat seperti panas yang terik, kekeringan, angin puting beliung, dan banjir. Namun ada satu hal luput dari perhatian kita dari dampak krisis iklim di Babel, yaitu kesehatan, yang pada akhirnya berhubungan dengan peran PMI dalam mitigasi krisis iklim di Babel.
Kalau melihat spesifik dampak krisis iklim bagi kesehatan secara global salah satunya terjadi peningkatan wabah penyakit demam berdarah (DB). Dalam lima tahun terakhir, kasus DB per tahun di Indonesia berada pada rentang 100 ribu kejadian, ini dari laporan data Kementerian Kesehatan RI.