TANJUNG PANDAN - Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tanjung Pandan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meluncurkan program sarapan pagi bersama para keluarga pembesuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kepala Lapas Kelas II B Tanjung Pandan, Gowim Mahali di Badau, Minggu mengatakan peluncuran program inovatif tersebut bertujuan guna membangun aspirasi dan menyerap masukan dari keluarga WBP. "Lapas Kelas II B Tanjung Pandan kembali menghadirkan program inovasi "Kamis Melampun di Ruang Tunggu" (Kampit) untuk membangun keakraban dan menyerap aspirasi para keluarga WBP," katanya.
Menurut dia, Lapas Kelas II B Tanjung Pandan terus berkomitmen memberikan pelayanan publik yang prima kepada para WBP dan juga keluarga WBP.
Ia mengatakan, saat ini Lapas Kelas II B Tanjung Pandan telah memiliki empat program inovasi salah satunya adalah program "Kampit" yang baru saja diluncurkan. "Hadirnya program ini kami harapkan dapat menjadi jembatan informasi melalui keakraban antara masyarakat khususnya keluarga WBP dan petugas lapas," ujarnya.
Gowim berharap, melalui program ini tidak ada lagi sekat birokrasi bagi keluarga WBP untuk menyampaikan aspirasi maupun keluhan dalam pelayanan dan pembinaan di dalam lapas.
Ia menjelaskan, program "Kampit" dilaksanakan setiap hari Kamis awal bulan, dengan menyediakan berbagai kudapan lokal khas Belitung kue cucur, jungkong, keroket singkong, teh, kopi serta cemilan lainnya di ruang tunggu.
Tidak kalau seru, lanjut Gowim, sarapan pagi tersebut juga diiringi dengan lantunan instrumen musik Melayu serta lagu daerah Belitung. "Sehingga suasananya seumpama di warung kopi yang identik dengan Pulau Belitung. Semua berbaur tanpa kelas dan jabatan dengan suasana yang penuh keakraban sembari menikmati secangkir kopi," katanya.
Salah satu pengunjung Lapas Kelas II B Tanjung Pandan, Dedi Maroe menyambut baik program inovasi "Kampit". Dedi Maroe adalah pendamping dari keluarga WBP disabilitas tuna rungu di Lapas Kelas II B Tanjung Pandan.
"Saya sangat merasa terbantu dengan program ini, termasuk adanya duta layanan yang komunikatif dalam memberikan informasi kepada kami serta tidak ada pungli maupun hal negatif lain baik bagi saya maupun keluarga saya yang menjadi warga binaan. Terima kasih Lapas Tanjung Pandan semoga hal yang positif ini dapat terus dipertahankan," ujarnya. (ant)